1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lewat Lagu Genjot Dukungan Kawula Muda

27 Juni 2014

Untuk menarik pemilih muda Indonesia, tim kampanye Jokowi mempopulerkan lagu “Salam Dua Jari“ dari grup musik Slank. Tim Prabowo mempercayakan video musiknya pada Ahmad Dhani.

https://p.dw.com/p/1CRII
Indonesien Musik Rockband Slank
Foto: JEWEL SAMAD/AFP/Getty Images

Dengan lagu “Salam Dua Jari“, grup musik Slank mencoba menarik dukungan kawula muda untuk memilih nomor urut dua atau Jokowi pada surat suara dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang.

Saingan Jokowi, Prabowo Subianto, yang menerima nomor urut satu, didukung sebuah video musik yang diluncurkan bintang rock, Ahmad Dhani. Penyanyi itu mendapat kritik tajam, setelah dalam video musik tersebut berusaha melukiskan mantan jenderal Prabowo sebagai pemimpin kuat, namun video kampanyenya menggunakan atribut Nazi. Musik yang dipakai Ahmad Dhani mengadaptasi lagu dari Queen, "We Will Rock You".

Kampanye lewat lagu

Lagu-lagu yang dipopulerkan untuk menarik dukungan anak muda ini menyebar di berbagai media sosial, memberikan sebersit bukti lagu-lagu itu telah berhasil menyedot perhatian kaum muda.

Hampir sepertiga dari 187 juta pemilih di Indonesia berusia antara 17 dan 29 tahun. Jumlah ini sangat penting dalam menentukan pesta demokrasi di Indonesia untuk lima tahun ke depan.

Bildzitat YouTube Indonesien Sänger Ahmad Dhani
Video musik kampanye pro Prabowo-Hatta.Foto: YouTube

Isu penting anak muda

Namun sayangnya, menurut Jeany Hartriani, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang kuliah di Universitas Indonesia, para kandidat tidak menata rencana rinci pada isu-isu yang penting bagi anak muda, seperti misalnya soal kesempatan kerja.

"Sebagai seseorang pada generasi muda, saya bertanya-tanya: Ketika saya menikah, mendapatkan pekerjaan dan memiliki anak, akankah kita memiliki kondisi ekonomi yang baik?" tanyanya.

Sementara itu, generasi muda lainnya, Hartriani menambahkan: "Orang muda harus berpartisipasi lebih jauh dalam pemilu, karena hasil pemilu melibatkan masa depan kita. Kita tidak bisa lepas tangan begitu saja." Dalam pemilu kali ini, Hartriani akan memilih untuk pertama kalinya.

Berkaca pada India

Di India -- negara yang berbagi banyak kesamaan karakteristik dengan Indonesia -- Narendra Modi memenangkan suara mayoritas, setelah dalam beberapa bulan terakhir, kampanyenya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja dan persoalan pemuda.

Seperti India, Indonesia termasuk di antara negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, lalu mengalami penurunan tajam dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan di kuartal pertama di Indonesia jatuh ke level terendah dalam empat tahun terakhir. Pertumbuhan melambat, dan pengangguran telah meningkat. Lapangan pekerjaan menjadi agenda penting bagi kebanyakan orang dewasa muda.

Pada bulan Agustus 2013, tercatat lebih dari tujuh juta orang menganggur di Indonesia 2013. Sekitar lima juta orang dewasa muda yang terdaftar di perguruan tinggi atau lembaga yang setara, menciptakan kolam besar pencari kerja ketika mereka lulus.

"Kedua kandidat masih berfokus pada hal-hal besar, isu-isu umum seperti kedaulatan bangsa dan korupsi," kata Firman Noor, seorang analis politik di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. Ditambahkannya, "Kampanye mereka untuk menarik kaum muda juga cenderung simbolis. Tapi mereka menghadapi semakin kritisnya populasi kaum muda yang tidak mudah terpengaruh oleh metode simbolis. "

Peran media sosial

Selain gencar menarik perhatian lewat balada populer, dua calon presiden juga gencar tampil di media sosial, untuk menyedot perhatian massa berusia di bawah 30-an.

Indonesia memiliki lebih dari 69 juta pengguna Facebook aktif, yang membuat posisinya berada di urutan keempat pengguna FB di tatanan global, setelah Amerika Serikat, India dan Brazil, ujar salah satu juru bicara jaringan sosial tersebut.

Indonesia juga menempati peringkat kelima terbesar di dunia pengguna Twitter, dengan angka 29,4 juta pengguna pada tahun 2012. Demikian menurut sebuah studi lembaga riset media sosial Semiocast yang bermarkas di Paris.

Noudhy Valdryno, yang bekerja untuk strategi digital kandidat Partai Gerindra menyebutkan: "Peran media online dalam pemilihan Indonesia besar. Ini terus berkembang dan juga satu-satunya media yang memungkinkan kebebasan penuh bagi orang untuk berinteraksi dengan politik partai atau tokoh politik."

Indonesien Musik Rockband Slank Wahlen Anhänger von Joko Widodo Konzert
Heboh nonton Slank dalam kampanye pro JokowiFoto: Reuters

Konser dalam kampanye

Pertempuran untuk merebut suara pemuda juga dimainkan di atas panggung. Slank mengadakan konser di sejumlah kota untuk menghidupkan dukungan untuk Jokowi.

Zuhairi Misrawi, koordinator media center untuk Jokowi mengatakan, "Lagu-lagu seperti 'Salam Dua Jari' yang dibuat Slank sangat efektif, baik di YouTube, Twitter, dll."

Jamalianuri, seorang mahasiswa berusia 22 tahun yang kuliah di Universitas Indonesia mengatakan: "Slank memiliki banyak penggemar fanatik alias "Slankers". Jadi ini bisa mempengaruhi suara mereka terhadap Jokowi. Tapi saya merasa bahwa calon presiden juga harus melibatkan kami lebih lanjut terkait isu-isu seperti menghadapi globalisasi."

Bagi Thoyib, seorang penjual bubur beras berusia 26 tahun di kawasan bisnis Jakarta, komitmen kandidat akan terbukti dalam tindakan mereka, bukan dalam kata-kata: "Saya berharap bahwa siapapun yang menjadi presiden tidak hanya membuat janji kosong. Tapi saya tidak punya harapan besar untuk pemilu ini. Saya hanya berharap untuk menjual lebih banyak bubur," pungkasnya.

ml/ap (rtr)