1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liberal Unggul Pemilu di Libya

18 Juli 2012

Koalisi liberal di Libya menang pemilu pertama di Libya sejak tergulingnya Gaddafi. Tapi NFA meraih kurang dari 20 persen kursi, dari total 200 kursi di kongres. Kini dimulai upaya membentuk koalisi yang stabil.

https://p.dw.com/p/15ZPZ
Mahmoud Jibril, head of the National Forces Alliance, talks during a news conference at his party's headquarters in Tripoli July 8, 2012. REUTERS/Zohra Bensemra (LIBYA - Tags: ELECTIONS POLITICS)
Mahmud JibrilFoto: Reuters

Aliansi Kekuatan Nasional NFA yang dipimpin Mahmud Jibril memenangkan 39 kursi dari total 80 kursi di parlemen Libya yang disediakan untuk partai-partai politik. Demikian hasil akhir pemilu Libya, yang diumumkan 10 hari setelah pemilu di negara tersebut. Kongres baru Libya akan memiliki 200 wakil. 120 dari jumlah tersebut disediakan untuk kandidat-kandidat independen.

Keputusan penting dan undang-undang baru untuk selanjutnya hanya dapat disahkan bila memperoleh dua pertiga suara mayoritas di kongres. Ini berarti diperlukan koalisi luas untuk membentuk pemerintahan.

Pimpinan NFA Jibril telah ditunjuk menjadi perdana menteri Maret lalu, ketika pemberontak Libya secara resmi membentuk pemerintahan alternatif, saat berperang melawan rezim Gaddafi. Sebagai anggota NTC Jibril tidak berhak menduduki kursi di dewan perwakilan.

High National Election Commission workers check ballot boxes after collecting them from different polling stations as they prepare for the final count, in Benghazi July 8, 2012. Nine months after Muammar Gaddafi's death at the hands of rebels, Libya has defied fears it would descend into violence by pulling off a largely peaceful election, its first national and free vote in 60 years. REUTERS/Esam Al-Fetori (LIBYA - Tags: POLITICS ELECTIONS)
Anggota komisi pemilu Libya saat menghitung kertas suaraFoto: Reuters

Partai liberal NFA melukiskan dirinya sebagai partai Islam moderat. Menimbang hasil pemilihan tersebut, Jibril menyerukan kepada para politisi Libya untuk membentuk pemerintahan koalisi besar.

NFA, yang merupakan aliansi dari puluhan partai dan kelompok masyarakat sipil terutama unggul di dua kota utama Libya, yakni Tripoli dan Benghazi. Saingan terberat NFA dalam pemilu lalu adalah Partai Keadilan dan Pembangunan, yang merupakan sayap politik dari Ikhwanul Muslimin Libya. Partai tersebut meraih 17 kursi di kongres. Pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan, Mohammen Sawan mengatakan ia meyakini bahwa banyak dari 120 anggota independen di kongres akan bergabung dengan partainya.

DK/AS (afp,ap,rtr)