1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lima Tahun Setelah Gempa Sichuan

Mu Cui12 Mei 2013

12 Mei 2008 provinsi Sichuan diguncang gempa hebat. Hampir 90.000 orang tewas, banyak diantaranya anak-anak. Sampai sekarang penduduk masih cemas.

https://p.dw.com/p/18VPT
A volunteer walks past debris left by the May 12 Sichuan Earthquake at Xuankou Township's middle school on December 10, 2008 in Wenchuan County of Sichuan Province, China. (Photo by China Photos/Getty Images)
Gempa 2008 di CinaFoto: China Photos/Getty Images

”Tidak ada orang yang boleh membahas tentang gedung-gedung sekolah yang bobrok. Seakan-akan itu semua tidak pernah terjadi”, kata Wang Qinghua. Perempuan itu terlihat marah. Ia adalah istri dari aktivis Tan Zouren.

Setelah gempa bumi hebat tahun 2008, Tan Zouren menuduh buruknya kualitas gedung sekolah sebagai penyebab utama, mengapa kala itu banyak anak-anak yang tewas. Ia kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Tuduhannya, ia melakukan perlawanan terhadap negara.

Menurut catatan resmi, korban tewas mencapai 69.227 orang. Masih ada 17.824 orang dinyatakan hilang. Hampir lima juta orang ketika itu kehilangan tempat tinggal. Sumber resmi menyebutkan, ada 5.335 gedung sekolah yang runtuh.

Banyak warga Cina meragukan angka-angka ini. Mereka menduga, jumlah korban jauh lebih banyak. Tapi pemerintah Cina ingin menyembunyikan fakta bahwa banyak gedung sekolah yang sudah bobrok dan rubuh. Banyak penduduk menduga, pegawai setempat melakukan korupsi dan gedung sekolah dibangun dengan bahan-bahan murahan. Menurut catatan aktivis, ada 7000 bangunan sekolah yang hancur.

Aturan Diperketat

Setelah gempa bumi hebat tahun 2008, pihak berwenang memperketat aturan mendirikan bangunan agar lebih tahan menghadapi gempa. Bangunan-bangunan baru dirancang untuk menghadapi gempa berkekuatan 8 skala Richter.

Tanggal 20 April 2013, kawasan Sichuan kembali diguncang gempa. Kekuatannya 7,0 skala Richter. Sekitar 200 orang dilaporkan tewas. Menurut pemerintahan setempat, kebanyakan bangunan yang baru mampu bertahan. Di kawasan gempa, hanya 3,8 persen bangunan publik yang mengalami kerusakan. Sebagai perbandingan, pada gempa tahun 2008 hampir 40 persen bangunan hancur.

Kebanyakan orang tua yang kehilangan anaknya pada gempa tahun 2008 tetap tidak puas. Mereka mengeluh karena mengalami tekanan dari pihak berwenang. Kalau melakukan acara peringatan, mereka dikawal polisi dan sering dikenai tahanan rumah. Kadang-kadang mereka ditangkap.

Tidak Dilupakan

Keluarga korban mendapat dukungan dari para aktivis. Seniman Ai Weiwei tahun 2008 mulai melakukan kampanye untuk mengungkap jumlah anak sekolah yang tewas dalam gempa itu. Hampir setahun kemudian, pihak berwenang mengumumkan angka 5335 anak sekolah yang tewas. Banyak pihak menilai, pemerintah terpaksa mengumumkan angka itu sebagai reaksi atas kampanye Ai Weiwei.

Dalam kegiatannya, Ai Weiwei dibantu aktivis dan para keluarga korban menyelidiki kasus runtuhnya 7000 gedung sekolah. Karena aktivitas itu, ia makin dimusuhi oleh pemerintah. Tahun 2011, ia ditahan selama tiga bulan di tempat yang dirahasiakan atas tuduhan melakukan pelanggaran pajak. Ia kemudian dilepaskan dan sampai saat ini dikenai tahanan rumah di Beijing.

Aktivis Tan Zouren juga melakukan penelitian mengenai bangunan yang runtuh. Dia menyatakan, paling tidak setengah dari anak sekolah dan guru yang tewas menjadi korban manipulasi dalam pembangunan gedung sekolah. Istrinya, Wang Qinghua, sekarang hanya dibolehkan mengunjungi suaminya sekali sebulan di penjara.

Wang Qinghua mengatakan kepada Deutsche Welle, suaminya ada dalam keadaan baik. Sejak suaminya dihukum lima tahun penjara, Wang sering didatangi orang tua yang kehilangan anaknya dalam gempa lima tahun lalu. Mereka ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan Tan Zouren. Tapi Wang mengatakan, para orang tua itu adalah korban yang sebenarnya.