1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

LSM Inggris Sorot Serangan Anti Islam

Bernd Riegert20 Agustus 2013

Korban serangan anti Islam di Inggris bisa melaporkan kasusnya kepada organisasi Tell MAMA. Angka serangan anti Islam di Eropa meningkat.

https://p.dw.com/p/19Sjk
Nov. 30, 2006 file photo Unidentified women are seen wearing a niqab in The Hague, Netherlands.
Niederlande BurkaFoto: AP

"Saya beberapa kali diserang. Saya dipukuli, diludahi dan didorong", kata seorang wanita yang tidak ingin menyebut nama sebenarnya. "Saya pernah dipukul di kepala. Lalu saya didorong jatuh di depan anak dan suami saya." Wanita yang memakai jilbab itu menceritakan kejadian yang menimpa dirinya di situs internet "Tell MAMA". Organisasi Inggris ini mendaftar serangan dan intimidasi terhadap warga muslim di Inggris. Para pelapor bisa menyampaikan kisah mereka lewat telpon, sms atau internet. MAMA adalah singkatan dari "Measuring Anti-Muslim Attacks".

"Tell MAMA" didirikan tahun 2012 oleh para relawan. Menurut direkturnya, Fiyaz Mughal, organisasinya sudah meregistrasi 1.200 kasus di seluruh Inggris. "Kami melihat ada tren meningkatnya serangan anti Islam, baik secara nasional maupun internasional", kata Mughal kepada Deutsche Welle.

Bulan Mei 2013 seorang serdadu Inggris dibunuh oleh dua orang penganut Islam garis keras di kota Woolwich. Setelah peristiwa itu, serangan anti Islam terhadap mesjid di Inggris melonjak delapan kali lipat.

Komentar Anti Islam di Jejaring Sosial

Intimidasi anti Islam yang paling banyak tidak terjadi di jalan, melainkan di Internet kata Fiyaz Mughal. Di Facebook, Twitter dan jejaring sosial lainnya, warga muslim sering diejek dan diserang. "Bahkan ada juga ancaman pembunuhan. Kegiatan online memang banyak macamnya", ujar Mughal.

Screenshot http://tellmamauk.org/
Situs internet "Tell MAMA" dari InggrisFoto: tellmamauk.org

Dalam berbagai forum online, banyak tulisan anti Islam yang disebarkan. Pelakunya kebanyakan kelompok ekstrim kanan, kelompok rasis dan pembenci Islam. Di Inggris misalnya kelompok ekstrim kanan "English Defence League".

Di Perancis serangan terhadap kelompok muslim juga meningkat beberapa tahun terkahir, tulis Elsa Ray dari organisasi "Program Pan-Eropa Menentang Islamofobia". Bulan Juni lalu, seorang perempuan berjilbab diserang oleh dua orang lelaki di Paris. Penyerangnya mengucapkan slogan-slogan rasis. Wanita yang sedang hamil itu kehilangan bayinya. Setelah itu, kelompok remaja Islam mengamuk selama beberapa hari.

Belum Ada Data untuk Eropa

Serangan anti Islam yang terbanyak di Eropa terjadi di Inggris dan Perancis. Tapi di Uni Eropa belum ada data dan laporan lengkap tentang kasus seperti itu. Hanya sedikit negara yang mencatat kategori khusus kekerasan anti Islam. Biasanya tindakan itu secara umum dicatat sebagai tindakan kejahatan berdasarkan kebencian, kata Katya Andrusz dari Lembaga Hak-Hak Asasi Uni Eropa.

Dari 28 negara anggota Uni Eropa, hanya 6 negara yang mencatat secara khusus kasus kejahatan anti Islam. "Negara-negara lain juga harus mencatat dengan jelas, jenis kejahatan apa dilakukan terhadap kelompok mana, agar lebih mudah melakukan tindakan pencegahan", ujar Andrusz.

Di Jerman, kasus anti Islam belum dicatat secara khusus. Tapi Asosiasi Pegawai Kriminal Jerman sudah menuntut pencatatan khusus. Menurut dinas rahasia Jerman, agitasi anti Islam di kalangan ekstrim kanan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Direktur "Tell MAMA" Fiyaz Mughal menerangkan, kalau dulu banyak remaja Inggris melakukan agitasi menentang Yahudi, sekarang mereka menemukan kelompok Islam sebagai musuh baru. Pembunuh massal Norwegia Anders Behring Breivik juga mengemukakan tesis anti Islam sebagai motif tindakan terornya. "Tell MAMA" mengimbau masyarakat agar tidak ragu-ragu melaporkan serangan anti Islam kepada polisi.