1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Mampukah AS dan Eropa Sediakan Akses Internet untuk Iran?

21 November 2019

Duta Besar AS untuk Jerman, Richard Grenell, menulis di Twitter bahwa AS dan Uni Eropa dapat "mengaktifkan internet" untuk Iran setelah pemerintah Iran memblokir aksesnya. Bagaimana caranya?

https://p.dw.com/p/3TOa4
Illustration Internetanschluss | Breitbandinternet
Foto: picture alliance/dpa/A. Franke

Cuitan duta besar tersebut lantas menarik perhatian. Grenell melanjutkan cuitannya dengan mengajak produsen ponsel dan perusahaan media sosial agar bergabung dalam inisiatif tersebut. 

Agar World Wide Web berfungsi dengan baik, diperlukan koneksi yang stabil agar data dapat dikirim dan diterima. Jika negara atau penyedia memutuskan koneksi, tidak ada yang bisa berfungsi.

Hampir mustahil bagi pengguna internet dengan komputer dan router biasa untuk bisa mengakses layanan internet dengan cepat jika rezim memblokir koneksi jaringan. Namun, komunikasi terbatas masih tetap mungkin dilakukan dengan upaya yang sedikit ekstra.

World Wide Web, beserta perambannya, adalah salah satu dari banyak teknologi yang menggunakan internet. Akan tetapi, internet sebenarnya masih dapat digunakan dengan baik tanpa World Wide Web.

Sebelum era World Wide Web dimulai pada 1990-an, sudah banyak orang menggunakan internet untuk berkomunikasi tanpa harus online setiap saat.

Baca juga: Iran Kecam Keras AS yang Beri Dukungan Kepada Demonstran

Inspirasi dari CrossPoint?

CrossPoint (juga disebut XP) menyatukan fungsi forum diskusi dengan orang-orang dari program email. PC sederhana yang dilengkapi dengan satu atau dua modem telepon bisa bertindak sebagai peladen atau server.

Server CrossPoint ini hanya perlu sesekali saling memanggil satu sama lain melalui saluran telepon biasa untuk saling bertukar paket data. Teknologi ini juga bisa dipakai di negara-negara yang dipimpin oleh rezim otoriter.

Jaringan Transnasional Zamir menunjukkan kemampuan ini mulai tahun 1991 selama perang di negara-negara bekas Yugoslavia. Selama peladen dapat menghubungi nomor telepon di negara bebas, komunikasi dengan internet dan dengan seluruh dunia pun bisa dijamin.

Mungkin butuh berhari-hari lamanya agar sebuah email bisa sampai ke penerima, tetapi masih jauh lebih cepat daripada surat konvensional. 

"Cara yang lebih masuk akal"

Tulang punggung sistem kontemporer di Iran dan negara-negara lain dengan pemerintahan otoriter adalah ratusan ribu atau bahkan jutaan telepon selular pintar yang dimiliki warga.

Sebuah aplikasi dapat membuat jaringan dari perangkat telepon orang yang memiliki aplikasi tersebut. Masing-masing ponsel dapat menjadi peladen dan terhubung dengan ponsel lain di dekatnya. Internet paralel yang masif pun akan muncul sehingga pengguna dapat berkomunikasi satu sama lain. Bridgefy, sebuah aplikasi yang menghubungkan ponsel pintar melalui sambungan Bluetooth, telah digunakan oleh pengunjuk rasa di Hong Kong dan Libanon. Secara teori, fungsi Wi-Fi dari ponsel dapat digunakan dengan cara yang sama untuk berkomunikasi. Lalu setiap telepon akan menjadi router nirkabel.

Tetapi untuk melakukan ini bukan hal yang mudah bagi para pembuat program, kata Fabian Marquardt, seorang peneliti jaringan dan keamanan teknologi informasi di Universitas Bonn.

"Sulit untuk mengatur redistribusi pesan dengan cara yang masuk akal," katanya. Marquardt menambahkan bahwa jika pesan selalu didistribusikan kembali ke semua orang, ada bahaya terlalu banyak data yang tidak berguna yang akhirnya memakan terlalu banyak ruang di ponsel.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Ingin Buat Tandingan Wikipedia

Pengguna ponsel juga perlu bisa membeli ponsel secara anonim dan tidak meninggalkan jejak digital. Penting juga bahwa perangkat lunak yang mereka gunakan dapat mengenkripsi pesan secara end-to-end seperti WhatsApp dan Signal.

Internet gratis untuk Iran yang diserukan oleh Duta Besar Grenell mungkin dapat diimplementasikan dengan aplikasi yang dirancang dengan cerdik yang mencakup sejumlah peladen rahasia yang dioperasikan di dalam negeri dan memungkinkan untuk berkomunikasi lewat telepon ke luar negeri.

Bagaimana dengan satelit?

Jika suatu negara memblokir semua saluran komunikasi ke luar negeri, yang tersisa adalah jalur komunikasi ke luar angkasa. Tetapi tidak semua pengguna ponsel memiliki pilihan itu, karena tidak semua perangkat memiliki sarana teknis untuk mengirim sinyal ke luar angkasa.

Tetapi pihak yang beroposisi dengan pemerintah dapat dilengkapi dengan perangkat yang kompatibel, seperti ponsel Iridium. Iridium sudah menyediakan layanan pengiriman pesan. Mengapa ratusan perangkat ponsel Iridium tidak dibagikan saja kepada orang-orang yang dapat dipercaya di Iran sebagai penghubung agar dapat berkomunikasi dengan dunia luar?

Masalahnya, gambar atau video berkualitas tinggi dapat dengan cepat melumpuhkan sistem ponsel Iridium. Jadi, komunikasi sebaiknya hanya sebatas teks.

Di masa depan, sistem satelit Starlink dari SpaceX mungkin dapat menyediakan internet gratis dengan kualitas bagus secara langsung ke masyarakat. Tetapi pengguna akan membutuhkan antena khusus yang belum tersedia.

Antenanya juga harus dipasang di luar, kata Marquardt dari Universitas Bonn. "Siapa pun yang memasang benda seperti itu di atap-atap di Iran atau Cina harus siap-siap kedatangan seseorang yang menanyakan benda apa itu," katanya.

(ae/gtp)

Fabian Schmidt
Fabian Schmidt Editor redaksi sains yang berfokus pada teknologi dan inovasi.