1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

KMA Ingin Satukan Lembaga Riset, Sandi Libatkan Industri

17 Maret 2019

Cawapres Ma'ruf Amin menjanjikan dana abadi riset dan penyatuan semua lembaga riset nasional di bawah satu atap. Sementara Sandiaga ingatkan pemerintah agar libatkan dunia usaha dan industri dalam program riset nasional.

https://p.dw.com/p/3FDC2
Sandiaga Uno
Foto: Imago/Xinhua

Dalam sesi pertama, kedua  cawapres mendapatkan pertanyaan bagaimana untuk memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi dengan memajukan riset. Harapannya Indonesia kelak bisa menuju target sebagai negara PDB terbesar kelima di dunia pada 2050.

Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengatakan pihaknya akan menyiapkan dana abadi untuk riset teknologi dan inovasi. Hal ini menurutnya diperlukan lantaran besarnya peran teknologi sebagai batu loncatan pertumbuhan ekonomi.

"Riset menentukan maju mundur suatu negara, riset menentukan jadi negara maju. Kita sudah sepakat sediakan dana abadi riset, di samping dana abadi pendidikan," kata Ma'ruf dalam debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).

Dia antara lain berjanji akan membentuk Badan Riset Nasional untuk mengkoordinasikan berbagai lembaga penelitian di tanah air. "Kami juga akan memaksimalkan rencana induk riset nasional yang sudah ada. Akan kita optimalisasi sehingga riset kita menjadi lebih efektif"

Menanggapi hal tersebut Cawapres 02 Sandiaga Uno mengritik penambahan lembaga negara di bidang riset hanya akan menambah birokrasi.

"Bagi kami kuncinya ada di kolaboriasi. Kami akan memastikan dunia usaha akan mendapat insentif jika mereka berinvestasi di riset, baik fiskal atau non fiskal. Juga para peneliti di universitas terbaik kiita. Selama ini hasil risetnya tidak digunakan. Kita pastikan hasil risetnya bisa dipakai di dunia usaha," ungkap dia.

Namun hal ini dibantah Ma'ruf. Menurutnya Badan Riset Nasional justru dibentuk buat menyederhanakan birokrasi penelitian. Serupa Sandiaga, dia memastikan pemerintah sudah merencanakan keterlibatan dunia usaha dan industri dalam program riset nasional.

"Kita juga merencanakan untuk mengikutsertakan semua pihak, terutama pemerintah, akademisi dan dudi (dunia usaha dan industri). Dengan demikian riset akan menjadi berkembang," kata dia.

Seperti dikutip dari Antara, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi tahun ini menganggarkan dana riset sebesar Rp. 1,59 trilyun, sekitar Rp. 1,39 trilyun  di antaranya berupa dana penelitian yang sejauh ini telah menghasilkan 16,253 judul.

Menurut catatan pemerintah dana riset nasional mengalami peningkatan pesat, dari 0,8% dari Produk Domestik Brutto pada 2015 menjadi 0,25% pada tahun anggaran 2017.

rzn/ap