1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Masalah Narkoba di Eropa

Klaus Jansen30 Mei 2013

Sekitar 85 juta orang di Eropa pernah mencoba obat bius ilegal. Hingga kini, konsumsi narkoba di Eropa masih sangat tinggi.

https://p.dw.com/p/18hEr
Foto: picture alliance/dpa

70 jenis obat-obatan terlarang baru diperjual belikan tahun lalu di Eropa. Namun menurut "Laporan Penggunaan Narkoba di Eropa“ yang diluncurkan Rabu (29/05/13), ada juga sejumlah trend positif.

Mengikuti acara itu, Komisaris dalam negeri Uni Eropa, Cecilia Malmström, mengaku kuatir tapi juga optimis karena di beberapa negara, penggunaan heroin, mariyuana dan kokain sudah berkurang.

Crystal Meth Droge Synthetische Drogen
Crystal MethFoto: picture alliance/dpa

Heroin, Meth dan Jenis Narkoba Baru

Jenis narkoba klasik yang berbasis tanaman masih ada", ungkap pakar narkoba Tim Pfeiffer-Gerschel kepada Deutsche Welle. Jenis narkoba inipun masih menjadi masalah, terutama heroin yang berdampak buruk pada kesehatan. Pasar narkoba di Eropa menunjukkan perubahan gawat, lanjutnya: "Semakin banyak jenis narkoba sintetis, selain itu pasarnyapun semakin sulit dibaca karena lebih dinamis dan fleksibel."

Misalnya konsumsi Metamfetamin atau Crystal Meth – obat stimulasi dari bahan sintetis yang membuat cepat ketagihan – menurut laporan Uni Eropa, obat terlarang ini dulu tidak banyak dipakai dan konsumsinya terbatas di republik Ceko dan Slovakia. Kini pemakai crystal meth semakin banyak. Selain merebak ke bagian timur dan selatan Jerman, penggunaan serbuk berbahaya itu meluas ke Yunani, Siprus dan Turki.

Cecilia Malmström
Cecilia MalmströmFoto: picture-alliance/dpa

Sebuah trend lain adalah menyebarnya racikan kimia yang berusaha meniru efek mariyuana atau cannabis. Namun menurut Roland Simon dari Badan Pemantau Narkoba di Eropa, obat-obatan baru ini seringkali jauh lebih keras dan berbahaya. Jelasnya, „dalam pemeriksaan lalu-lintas misalnya, sulit memastikan apakah pengendara itu sedang high.“ Kenyataan ini bisa mendorong pengguna mariyuana untuk memilih obat bius baru itu.

Belum banyak informasi yang terdata mengenai jenis baru obat-obatan terlarang ini. Dikatakan Roland Simon: „Kami belum banyak tahu bagaimana pemasarannya dalam masyarakat.“ Namun sejumlah studi menunjukkan, bahwa jenis narkoba baru ini telah merambah pasar narkoba tradisional.

Kampanye Anti Narkoba Yang Membumi

Strategi Uni Eropa untuk menghadapi ancaman baru ini belum jelas benar. Menurut pakar Narkoba dari München, Pfeiffer-Gerschel: "Masih banyak hal yang belum diatur prosedurnya." Hingga kinipun belum bisa dipastikan apakah ini trend sementara atau akan menjadi masalah besar di seluruh kawasan Eropa.

Ein Päckchen mit der neuen Droge «Badesalz», das von der Polizei in Bangor in Maine sicher gestellt wurde. Sie sehen aus wie Badesalz, die Namen klingen verlockend - «Wonne» etwa oder «Vanille-Himmel». Was sie wirklich sind: hochpotente neue Drogen, die sich in rasantem Tempo in den USA ausbreiten. Ihre Wirkung wird als geradezu furchterregend beschrieben. Foto: Bangor Police Department; Bangor, Maine, USA (ACHTUNG: Nur zur redaktionellen Verwendung und unter vollständiger Nennung des Fotocredits)
Crystal - strawberry pinkFoto: picture alliance/dpa

Sementara itu, Roland Simon menekankan perlunya upaya-upaya preventif di tingkat pribadi. "Kampanye yang hanya memberikan informasi, memang bisa mencapai masyarakat luas, tapi juga terbukti bahwa cara ini tidak efisien." Terutama kaum muda Eropa harus diajak membahas tema ini secara pribadi. Begitu ungkap Simon yang merujuk kampanye anti merokok yang sukses di sekolah-sekolah Jerman.

Saat ini di Jerman, jumlah perokok muda sekitar 12%, kurang dari separuh jumlahnya 10 tahun lalu. Juga penghisap mariyuana berusia antara 12-17 tahun menurun hingga 5%. Di pihak lain, semakin banyak orang muda yang terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena keracunan minuman beralkohol.

Jerman dan Eropa berada dalam keadaan yang lebih baik ketimbang Amerika Serikat. Menurut Roland Simon, berbagai jenis obat-obatan berbasis opium yang melanda Amerika dan menyebabkan kematian penggunanya, belum berhasil diselinapkan masuk ke Eropa.