1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Skandal Permohonan Suaka di Jerman

21 Mei 2018

Kantor migrasi Jerman dilaporkan mengetahui tentang skandal keputusan pemberian suaka di Bremen lebih awal dari yang diakui sebelumnya. Para pejabat migrasi di Bremen diduga menerima uang suap dari pemohon suaka.

https://p.dw.com/p/2y3Rd
Deutschland Bundesamt für Migration und Flüchtlinge
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann

Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) diberitahu tentang kemungkinan adanya kejanggalan dalam persetujuan aplikasi suaka di cabangnya di kota Bremen lebih awal daripada yang diakui, media Jerman melaporkan pada hari Senin (21/05).

Majalah Der Spiegel melaporkan bahwa berdasarkan komunikasi email yang ada, kepala BAMF Jutta Cordt telah menerima informasi internal mengenai "penyimpangan besar" di Bremen pada awal Februari 2017.

Stasiun siaran NDR dan harian Süddeutsche Zeitung juga memberitakan tentang email internal yang diduga menunjukkan bahwa BAMF tahu tentang prosedur yang dipertanyakan pada saat itu tetapi enggan untuk menyelidiki masalah ini.

Mereka mengutip sebuah email dari kepala departemen yang bertanggung jawab di mana ia menyerukan agar pemeriksaan dilakukan "tanpa ribut-ribut" dan tanpa terlalu banyak detail.

Pada hari Jumat (18/5), Cordt memberikan laporan penyelidikan internal tentang kasus di Bremen kepada komite urusan dalam negeri di parlemen Jerman, Bundestag, tetapi tidak menyebutkan tentang email pada bulan Februari 2017.

Bantahan BAMF

BAMF menolak klaim media tersebut. "Kepala kantor federal tidak menerima surat yang menyatakan bahwa segala sesuatu tidak boleh 'diperiksa secara rinci' dan ada 'tanpa menimbulkan keributan'," kata seorang juru bicara pada Minggu (20/5) di kota Nürnberg, markas BAMF.

Dia mengatakan Cordt hanya menerima satu "surat asli" yang ditujukan kepada kepala departemen tentang permintaan pemeriksaan dan kemungkinan menarik kembali keputusan suaka yang telah dibuat di Bremen.

Informasi itu telah ditindaklanjuti tanpa penundaan dan keputusan telah dicabut jika diperlukan, tambahnya.

Pada bulan April, jaksa penuntut Bremen mengumumkan bahwa mantan pejabat di cabang Bremen BAMF dan empat orang lainnya sedang diselidiki atas tuduhan telah menerima suap dengan imbalan memberikan suaka kepada sekitar 1.200 pengungsi antara 2013 dan 2016, meskipun para pengungsi tidak memenuhi kriteria yang ditentukan.

Kepala BAMF Cordt mengatakan pada hari Jumat (18/05) bahwa sekitar 18.000 keputusan suaka yang dibuat di Bremen sejak tahun 2000 sekarang akan diperiksa kembali selama tiga bulan ke depan.

vlz/hp (dpa, KNA, AFP)