1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210812 Bad Nenndorf Neonazis

22 Agustus 2012

Bad Nenndorf, adalah kota yang menjadi tempat berkumpulnya para ekstrimis sayap kanan neo-Nazi setiap tahun. Warga kota kecil itu, tahun ini memperlihatkan perlawanan dengan cara yang unik.

https://p.dw.com/p/15uMU
Rakyat Bad Nenndorf mengalahkan neo-Nazi dengan mengolok-olok merekaFoto: dapd

Neo-Nazi bisa dikalahkan dengan cara sederhana, seperti dengan tertawa atau musik riang. Itulah yang dilakukan orang di kota kecil Bad Nenndorf di Niedersachsen dalam menghadapi pawai tahunan neo-Nazi yang berlangsung awal bulan ini.

Apa yang disebut kaum neo-Nazi sebagai „Pawai Pemakaman“ di Bad Nenndorf telah menjadi sebuah ajang pertemuan para ekstrimis sayap kanan yang datang dari seluruh negeri sejak tahun 2006.

Melawan Dengan Riang Gembira

Para ekstrimis neo-Nazi, terpaksa melakukan pawai duka mereka berkilo-kilo meter di jalanan yang telah diubah menjadi zona pesta yang penuh warna. Setiap tahun, para ekstrimis harus berhadapan dengan perlawanan warga yang sengaja mengganggu dan memprovokasi acara rutin kaum sayap kanan ini.

Warga di Bad Nenndorf punya alasan bagus untuk melawan, apalagi setelah para ekstrimis sayap kanan di bawah aktivis Matthias Schulz mendaftarkan ijin untuk menggelar pawai di kota itu hingga tahun 2030.

Ancaman Jangka Panjang

Pawai pertama digelar pada tahun 2006, dan hanya beberapa puluh neo-Nazi datang ke Bad Nenndorf. Tahun-tahun berikutnya, jumlah yang datang tumbuh dengan cepat. Rekor jumlah kunjungan ekstrimis sejak itu mencapai seribu orang, meski yang muncul tahun ini turun menjadi sekitar 450 orang.

Meski jumlahnya turun “Kemungkinan untuk melihat tontonan seperti ini sampai 2030 adalah bencana bagi kami,” kata Gitta Matthes, Ketua Asosiasi Orang Tua di Sekolah Tinggi Bad Nenndorf.

Kantor Perlindungan Konstitusi di Niedersaschsen dan Badan Intelijen Dalam Negeri Jerman, juga mengikuti perkembangan itu dengan prihatin. Pada tahun 2009, pawai untuk mengenang kematian wakil Hitler yakni Rudolf Hess dilarang di kota Wunsiedel di Bayern.

Bad Nenndorf menjadi lokasi besar berikutnya bagi kelompok kanan jauh Jerman. Hans-Werner Wargel, presiden Kantor Perlindungan Konstitusi Niedersachsen mengatakan, neo-Nazi membutuhkan tempat berkumpul seperti „Pawai Pemakaman“. “Itu membuat mereka mabuk” kata dia.

Ratusan anggota neo-Nazi berkumpul di Wincklerbad, yang oleh kaum neo-Nazi disebut sebagai tempat pelanggaran perang dunia kedua. Namun para kritikus menyebut klaim para ekstrimis itu tidak proporsional.

Menulis Ulang Sejarah

Pemalsuan sejarah yang dilakukan kelompok ekstrim sayap kanan itu mudah terungkap. Para ahli seperti Wolfgang Benz, bekas kepala Pusat Penelitian anti Semit di Berlin, bicara mengenai adanya sebuah upaya untuk mengecilkan kejahatan yang dilakukan oleh “Kerajaan Ketiga”, sebuah istilah yang dipakai untuk menyebut pemerintahan Nazi di bawah Adolf Hitler.

Satu contoh melibatkan kamp Wincklerbad yang dibangun pasukan Inggris untuk menangkap Nazi di Bad Nenndorf setelah akhir perang dunia kedua. Sesekali memang terjadi penyiksaan terhadap para tahanan Nazi. Namun pelanggaran itu telah diselesaikan secara politik dan hukum selama puluhan tahun.

Tapi para pembicara di “Pawai Pemakaman” menggambarkan perbandingan langsung antara penyiksaan di Wincklerbad dengan pembunuhan massal yang dilakukan rejim Nazi. Salah satu pembicara adalah aktivis neo-Nazi Ricarda Riefling, seorang warga asli Niedersachsen yang saat ini tinggal di kota bagian barat Jerman, Pirmasens.

“Suatu hari, sekolah-sekolah tak akan lagi mengunjungi kamp konsentrasi di Bergen-Belsen," kata dia menambahkan “Tapi mereka akan datang ke sini, ke Bad Nenndorf untuk berduka cita atas apa yang dilakukan terhadap rakyat Jerman.”

Reaksi Tertunda

Pada tahun-tahun pertama “Pawai pemakaman”, Bad Nenndorf tidak bekerja keras untuk bereaksi atas pidato sinis tersebut. Banyak orang di kota itu lebih memilih untuk memalingkan muka ketika neo-Nazi datang. Diantara mereka adalagh Sigrid Bade, wakil ketua Klub Olahraga Bad Nenndorf.

“Saya tidak percaya bahwa, yang keluar dari orang-orang dengan kepala botak dan jaket bomber itu akan menjadi sebuah ancaman politik yang serius” kata dia.

Namun setelah mendengar pidato mereka, menjadi jelas bagi dia bahwa para demonstran ini “adalah orang-orang terlatih yang benar-benar berbahaya.”

Keriangan Jalanan

Kini, Bade ada diantara demonstran yang paling aktif melawan kelompok kanan. Banyak anggota klub olahraganya berdiri mendukungnya. Ada aliansi besar yang menyebut diri “Bad Nenndorf Penuh Warna”. Atribut warna-warni menghiasi jalan di depan stasiun kereta utama, menyambut neo-Nazi yang datang untuk “Pawai Pemakaman.” Itu adalah atribut buatan aliansi kota yang menentang kaum esktrimis.

„Kami tak akan membiarkan para Nazi ini mendikte kami, tentang kapan dan di mana kami boleh berpesta“ kata seorang ahli farmasi setempat Jürgen Übel. Bagi para penentang demonstrasi ekstrimis itu, tahun-tahun terakhir telah menjadi pesta penolakan di sepanjang rute pawai neo-Nazi.

Neo-Nazi Bungkam

Pesta protes itu dilakukan dengan membuat begitu banyak kebisingan, sehingga pawai drum sayap kanan itu betul-betul tertelan oleh hingar bingar musik. Dalam hal ini setidaknya, rakyat Nenndorf telah berhasil mengolok-olok neo-Nazi untuk sebuah efek yang diinginkan: segera setelah pawai para ekstrimis dengan sedih meninggalkan tempat itu.

Tapi mereka masih berencana untuk kembali tahun depan. Bad Nenndorf bagaimanapun, akan mempersiapkan diri: warga akan siap berdiri menghadapi para ekstrimis tahun depan.

“Setelah pawai terakhir akan ada pawai berikutnya” adalah motto para ekstrimis. Untuk itu, kota Bad Nenndorf bersiap akan mendiskusikan demokrasi sepanjang tahun, serta bahaya yang muncul dari para ekstrimis sayap kanan.

Schölermann, Stefan DW (ab/ hp)