1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mencari Kambing Hitam

23 November 2009

200 pertandingan sepak bola di sembilan negara Eropa diduga tersentuh praktik manipulasi. Namun hingga saat ini pihak kejaksaan enggan menyebut nama dan memicu gelombang spekulasi..

https://p.dw.com/p/Kcfu
Foto: picture-alliance/chromorange

Presiden Federasi Sepak Bola Jerman Theo Zwanziger menolak berspekulasi mengenai dalang di balik skandal manipulasi terbesar dalam sejarah sepak bola Eropa. Sebaliknya ia mendesak penyidik kejaksaan Bochum agar "secepatnya menyebut" nama-nama tersangka. Menurutnya "hal tersebut sangat penting bagi pihak yang tidak terlibat."

Media-media Jerman Jumat (20/11) berspekulasi mengenai sosok tersangka. Tiga pemain klub VfL Osnabrück yang bermain di divisi kedua diduga ikut terlibat, di antaranya kapten tim Thomas Reichenberger. Namun pemain yang berusia 35 tahun itu menampik semua tudingan yang diarahkan kepadanya.

Sesaat sebelum peluit berbunyi dalam pertandingan antara Osnabrück melawan tim amatir Hamburger SV, Reichenberger menyambar mikrofon dan berbicara kepada para pendukung di stadion. Ia mengaku tidak pernah memiliki hubungan dengan mafia perjudian, tukasnya. Dan juga "tidak pernah memanipulasi pertandingan untuk uang atau bahkan sengaja bermain buruk."

Ketegangan di Osnabrück terasa besar. Menurut dugaan kejaksaan, hasil dua pertandingan tandang Osnabrück pada musim lalu dimanipulasi. Bekas anak asuh pelatih Claus DIeter Wollitz itu kalah di kedua pertandingan dan terpaksa mengalami degradasi.

Wollitz yang kini melatih Energie Cottbus mengaku tidak lagi dapat mengerti bisnis sepak bola di Eropa. "Saya tidak ingin ini menjadi kenyataan. Mungkin saya sedikit naif dan tidak dilahirkan untuk bisnis ini." Selain VfL Osnabrück, klub SSV Ulm yang bertanding di liga Regional juga diduga terlibat skandal tersebut. Sedikitnya empat pertandingan Ulm musim lalu berada di bawah dugaan manipulasi.

Majalah mingguan Jerman "Der Spiegel" melaporkan adanya dugaan keterlibatan yang diarahkan terhadap seorang wasit Jerman. Sang wasit diyakini menerima uang suap pada sebuah pertandingan di Liga Regional musim lalu.

Keterlibatan wasit dalam praktik penipuan merupakan hal yang memalukan, tandas Presiden DFB Theo Zwanziger. Menurutnya para wasit diwajibkan untuk bersikap objektiv di tengah lapangan, "Jika itu benar, maka mereka tidak akan lagi bekerja di sini. Kami akan memberikan hukuman yang sesuai."

Zwanziger namun juga menyebut bahwa dari 1,4 juta pertandingan yang digelar setiap tahunnya di Jerman, cuma 32 yang diduga tersentuh praktik manipulasi. "Saya tidak ingin menanggap enteng permasalahannya, tapi di negara lain di Eropa masalahnya lebih besar."

Selain itu kejaksaan juga menduga praktik manipulasi bahkan telah menjangkau Liga Champions Eropa dan Piala UEFA. "Hal itu merusak pesona sepak bola." Zwanziger mendesak Uni Eropa agar membekukan jadwal pertandingan yang tidak memiliki payung hukum yang jelas. Praktik manipulasi diduga dilakukan melalui internet dan dikoordinasi dari Asia dan wilayah Balkan.

Publik sepak bola Jerman sendiri bersyukur, praktik manipulasi tidak sampai menyentuh liga 1 Bundesliga. Hal itu menunjukkan, begitu pelatih FC Schalke 04 Felix Magath, bahwa "level dan standar kualitas para wasit sedemikian tinggi, sehingga sulit untuk dimanipulasi."

Olivia Fritz/Rizki Nugraha

Editor: Yuniman Farid