1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu AS Antony Blinken ke Jakarta Minggu Depan

6 Desember 2021

Menlu AS Antony Blinken akan datang ke Indonesia dan Malaysia minggu depan. Pemerintah AS ingin meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di Asia Tenggara untuk bendung pengaruh Cina.

https://p.dw.com/p/43sll
Menlu AS Antony Blinken ketika berkunjung ke Kairo, Mei 2021
Menlu AS Antony Blinken ketika berkunjung ke Kairo, Mei 2021Foto: Alex Brandon/AP Photo/picture alliance

Rangkaian kunjungan para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) ke Asia Tenggara terus berlangsung. Minggu depan, giliran Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan berkunjung ke Indonesia, kata Dirjen Urusan Amerika dan Eropa di Kementerian Luar Negeri, I Gede Ngurah Swajaya, kepada wartawan hari Senin (06/12).

Antony Blinken akan datang ke Jakarta pada 13-14 Desember, dan menjadi pejabat tinggi AS ketiga yang datang ke Indonesia dalam dua bulan terakhir.

Dua sumber diplomatik Asia Tenggara, yang meminta agar namanya tidak disebutkan, mengatakan kepada kantor berita Reuters, Blinken kemudian akan mengunjungi Malaysia pada 14-15 Desember.

Selama kunjungannya ke Indonesia, Antony Blinken akan menyampaikan pidato tentang kebijakan AS di sektor kesehatan, investasi, dan infrastruktur di kawasan Indo-Pasifik, kata I Gede Ngurah Swajaya. Menlu AS itu juga akan berpartisipasi secara virtual dalam pertemuan Forum Demokrasi Bali pada 9 Desember.

Persaingan AS-Cina di Asia Pasifik

Masih belum jelas, negara mana saja di Asia Tenggara yang akan dikunjungi Antony Blinken kali ini. Seorang juru bicara Kedutaan AS yang dihubungi Reuters menolak berkomentar.

Pada pertemuan dengan para menteri luar negeri Asia Tenggara di sela Sidang Majelis Umum PBB bulan September lalu, Antony Blinken mengatakan bahwa Washington sudah menyiapkan strategi baru yang lebih luas untuk kawasan Indo-Pasifik. 

Dia mengatakan, peningkatan hubungan itu akan dibangun "di atas visi bersama kita untuk kebebasan, keterbukaan, saling keterhubungan, tangguh dan aman.”

Kalangan pengamat menilai upaya AS meningkatkan hubungan dengan Asia Tenggara sebagai jawaban atas meningkatnya dominasi Cina di kawasan ini. Kedua adidaya belakangan terlibat ketegangan soal dukungan AS terhadap Taiwan. Bulan November lalu, Presiden Cina Xi Jinping mengingatkan bahaya "kembalinya Perang Dingin yang membawa perpecahan" di Asia-Pasifik.

hp/ae (rtr)