1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu AS Pompeo Tiba di Israel Dalam Tur 5 Hari ke Timteng

24 Agustus 2020

Menlu AS Mike Pompeo tiba di Israel Senin (24/8), stasiun pertama kunjungan lima hari ke Timur Tengah. Dia juga akan berkunjung ke Sudan, Bahrain dan Uni Emirat Arab untuk mempromosikan perdamaian Arab-Israel.

https://p.dw.com/p/3hOPI
Menlu AS Mike Pompeo
Menlu AS Mike PompeoFoto: AFP/M. Segar

Selama kunjungan lima hari ke Timur Tengah, Mike Pompeo dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok, Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed Al-Nahyan, yang juga putra pendiri UEA Zayed bin Sultan Al Nahyan.

Tujuan utama kunjungan lima hari itu adalah untuk mempromosikan dan menggalang dukungan untuk perjanjian perdamaian yang akan ditandatangani oleh Israel dan Uni Emirat Arab, serta mengajak negara-negara di kawasan melakukan langkah yang sama dan mengakui eksistensi Negara Israel.

Kedutaan Besar AS di Yerusalem, hari Senin (24/8), memberitahukan kedatangan Mike Pompeo di bandara Ben Gurion, disambut oleh Pelaksana Tugas Duta Besar AS di Israel Jonathan Shrier.  

Normalisasi hubungan Israel-Arab dan prospek perdamaian Timteng

Washington berharap Israel akan segera dapat menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab lainnya, terutama beberapa negara yang memiliki permusuhan yang mendalam dengan Iran.

Di Yerusalem, Pompeo dan Netanyahu akan membahas "masalah keamanan regional terkait dengan pengaruh jahat Iran" dan "membangun dan memperdalam hubungan Israel di kawasan itu," kata Departemen Luar Negeri AS.

PM Israel Netanyahu mengatakan hari Minggu (23/8) bahwa dia dan Pompeo akan berbicara mengenai upaya "memperluas lingkaran perdamaian di wilayah kami ... Kami sedang mengerjakan perdamaian dengan lebih banyak negara, dan saya pikir akan ada lebih banyak negara - dan dalam waktu yang tidak terlalu lama."

PM Israel Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan)
PM Israel Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan)Foto: picture-alliance/Consolidated News Photos/CNP/J. Lott

Israel sebelumnya hanya menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania. UEA adalah negara pertama yang tidak berbatasan dengan langsung dengan Israel dan secara teknis masih berperang dengan negara Yahudi itu yang akan menandatangani perjanjian perdamaian.

Upaya AS untuk redam pengaruh Iran di Timteng

Pembicaraan rencana perdamaian Israel-UEA diprakarsai Presiden AS Donald Trump sebagai bagian dari solusi konflik Israel-Palestina. Namun yang lebih penting lagi adalah menggalang dukungan untuk melawan pengaruh Iran, yang dilihat AS sebagai musuh utama di Timur Tengah.

Israel telah berjanji untuk menangguhkan rencana mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki, sebagai kompensasi menuju perjanjian perdamaian dengan Uni Emirat Arab. Tetapi Palestina telah mengecam langkah UEA sebagai "tikaman dari belakang", karena melanggar Inisiatif Damai Arab yang menyaratkan pendirian negara Palestina sebelum perdamaian dengan Israel.

Duta Besar UEA untuk Washington menulis di surat kabar Israel Yediot Aharonot, hubungan yang lebih dekat antara kedua negara akan menguntungkan semua orang dan "membantu menggerakkan kawasan itu melampaui warisan buruk permusuhan dan konflik, menuju takdir harapan, perdamaian dan kemakmuran".

Akan diikuti oleh Omar dan Sudan?

Pengumuman mengejutkan tentang Pakta Perdamaian Israel-UEA memicu spekulasi tentang negara-negara di kawasan yang akan segera mengikuti langkah itu, antara lain Bahrain dan Sudan. Israel secara teknis masih berperang dengan Sudan, yang selama bertahun-tahun mendukung kelompok-kelompok militan Islam. Namun situasi berubah setelah orang kuat Sudan Omar al-Bashir digulingkan.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Menlu Mike Pompeo akan bertemu dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok selama kunjungannya ke Sudan untuk "mengungkapkan dukungan untuk memperdalam hubungan Sudan-Israel".

Arab Saudi mengatakan tidak akan mengikuti langkah UEA, sampai Israel menandatangani kesepakatan damai lebih dulu dengan Palestina.

Israel dan UEA sekarang menyatakan ingin mempromosikan perdagangan antara kedua negara, terutama penjualan minyak Emirat ke Israel dan teknologi Israel ke UEA, membangun hubungan udara secara langsung dan meningkatkan pariwisata. Namun untuk itu, UEA harus  membujuk Arab Saudi untuk membuka wilayah udaranya bagi maskapai komersial Israel.

hp/rzn (afp, rtr, ap)