1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Jerman di Timur Tengah

Bettina Marx14 Februari 2006

Menlu Frank-Walter Steinmeier kembali menegaskan solidaritas Jerman bagi Israel.

https://p.dw.com/p/CJeU
Frank-Walter Steinmeier di Israel bersama Ehud Olmert
Frank-Walter Steinmeier di Israel bersama Ehud OlmertFoto: AP

Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier menyatakan dengan tegas, negaranya berada di pihak Israel. Ini berlaku, juga setelah Hamas memenangkan pemilu Palestina tiga pekan lalu. Hal itu dinyatakan Steinmeier setelah pembicaraan dengan pejabat Perdana Menteri Israel Ehud Olmert.

Steinmeier menambahkan, pemerintah Jerman tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Hamas, selama organisasi radikal itu tidak memenuhi tiga tuntutan dari Uni Eropa dan Kuartet Timur Tengah.

Tiga Syarat Uni Eropa

Tuntutan pertama adalah menghentikan kekerasan dan peletakkan senjata. Yang kedua, mengakui hak eksistensi Israel dan yang ketiga pengakuan atas persetujuan bersama antara Palestina dan Israel, yang sudah disepakati sebelumnya.

Itulah syarat-syarat, yang bagi Jerman memungkinkan perundingan dan hubungan dengan Hamas. Menurut Steinmeier dalam hal ini Jerman tidak berbeda dengan masyarakat internasional. Proses pengambilan keputusan di Eropa juga tidak berbeda dari tuntutan-tuntutan tersebut.

Reaksi Positif dari Israel

Pernyataan Steinmeier itu disambut baik Israel. Pemerintah Israel sudah khawatir bahwa sikap Uni Eropa yang tampaknya bersatu mendukung Israel akan berubah, jika berhadapan dengan Hamas. Undangan untuk Hamas dari Presiden Rusia Vladimir Putin sudah diinterpretasikan sebagai tanda awal perubahan sikap tersebut.

Beberapa hari terakhir Menteri Luar Negeri Israel Tippi Livni berusaha memperoleh dukungan AS dan Eropa sehubungan sikap terhadap pemerintah baru Palestina. Perkiraan bahwa Hamas akan menahan diri jika memegang pemerintahan, ditolak Livni. Menurutnya, sikap menahan diri hanya akan timbul, jika Mahmud Abbas dan Hamas mengerti bahwa mereka bertanggung jawab atas nasib rakyat Palestina. Mereka akan menahan diri, jika sadar bahwa mereka baru akan mendapat pengakuan jika memenuhi tuntutan masyarakat internasional. Demikian pandangan Livni.

Ancaman dari Iran

Tema lain yang dibicarakan dalam kunjungan Steinmeier adalah ancaman dari Iran. Menteri Luar Negeri Jerman itu menekankan, pembicaraan dengan pemerintah di Teheran masih bisa dilakukan, walaupun masalah itu dilaporkan ke DK PBB. Menurutnya, pemerintah Iran masih diharapkan mau bersikap bijaksana, sehingga perundingan bisa diadakan. Tetapi dengan syarat, dasar-dasar perundingan harus diterima.

Kunjungan Berikutnya ke Ramallah

Selain mengadakan pembicaraan politis, Steinmeier juga berkunjung ke Jad Vaschem, yaitu tugu peringatan pembantaian warga Yahudi atau Holocaust. Hari ini, Steinmeier akan melanjutkan perjalanan ke Ramallah, di mana ia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Nasser al Kidwa dan Presiden Mahmud Abbas. (ml)