1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Rusia dan Ukraina Bertemu di Wina

6 Mei 2014

Berbagai prakarsa diplomatik dilangsungkan untuk menengahi konflik di Ukraina. Pertempuran sengit masih terus berlangsung di Ukraina timur dengan makin banyak korban tewas.

https://p.dw.com/p/1BuNA
Foto: Reuters

Sorotan media kini ditujukan ke Wina, Austria. Hari Selasa (06/05) dilangsungkan konferensi tingkat menteri luar negeri Dewan Eropa, yang saat ini dipimpin oleh Austria. Sekitar 30 menlu hadir dalam konferensi ini, termasuk menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov dan menteri luar negeri Ukraina, Andriy Deshchytsia.

Dewan Eropa beranggotakan 47 negara, termasuk Rusia, dan bertujuan untuk memperkuat negara hukum, perlindungan HAM dan demokrasi. Kalangan diplomatik di Wina menerangkan, menlu Rusia dan Ukraina sempat melakukan pembicaraan singkat ketika tiba di Wina hari Senin malam. Konferensi di Wina akan membahas krisis Ukraina.

Namun menteri luar negeri Austria Sebastian Kurz menyatakan, tidak ada terobosan baru dalam waktu singkat. "Tidak ada keajaiban yang akan muncul dari konfrensi ini. Tapi saya berharap, sebagian besar negara anggota akan mendukung pemilu di Ukraina 25 Mei mendatang. Ini bisa jadi langkah penting untuk stabilisasi."

Menteri luar negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier memperingatkan Rusia agar tidak melakukan manuver untuk menggagalkan pemilu di Ukraina. "Gambar-gambar berdarah dari Odessa menunjukkan, apa yang bisa terjadi kalau pecah perang saudara", kata Steinmeier.

Pertempuran sengit

Pertempuran sengit antara pasukan Ukraina dan separatis pro Rusia masih terjadi di kota Slovyansk. Menurut menteri dalam negeri Arsen Avakov, sekitar 30 separatis tewas dalam serbuan militer. Sedangkan di pihak Ukraina, empat orang tewas dan 20 lainnya luka-luka.

Pertempuran dilaporkan terjadi di beberapa bagian kota. Namun informasi masih simpang-siur. Pemerintah Ukraina memperkirakan, sekitar 800 pemberontak bersenjata bersembunyi di Slovyansk.

Pasukan Ukraina sejak beberapa hari mengepung kota Slovyansk. Ukraina menuduh Rusia membantu kelompok separatis, yang mampu bertahan dengan menggunakan senjata berat, termasuk roket anti helikopter. Sudah tiga helikoper Ukraina ditembak jatuh selama operasi militer.

Suasana di kota-kota lain di Ukraina timur juga masih menegangkan. Otoritas bandara di kota Donetsk mengumumkan penutupan bandara untuk penerbangan internasional. Kelompok separatis bermaksud menggelar referendum sendiri tanggal 11 Mei mendatang.

Moldova siagakan penjagaan perbatasan

Republik Moldova yang punya perbatasan sepanjang 1222 kilometer dengan Ukraina menyatakan prihatin dengan situasi yang memburuk. Pemerintah Moldova menyiagakan pasukannya untuk mengamankan kawasan perbatasan.

"Semua tindakan disiapkan untuk menjamin keamanan dan ketertiban umum di seluruh negeri", demikian disebutkan dalam pernyataan pemerintah.

Moldova adalah bekas republik Uni Soviet yang memisahkan diri. Sampai sekarang masih ada sengketa di kawasan Trans-Dniester yang ingin memisahkan diri dan mendapat dukungan dari Rusia.

hp/ab (rtr, afp, dpa)