1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Uni Eropa Sepakati Perundingan Keanggotaan Turki

Christoph Hasselbach, dpa, rtr25 Juni 2013

Menteri Luar Negeri Uni Eropa menyepakati babak baru perundingan keanggotaan dengan Turki. Sebuah kesepakatan yang diambil setelah perbedaan pendapat sengit.

https://p.dw.com/p/18vU7
High Representative of the European Union for Foreign Affairs and Security Policy Baroness, Catherine Ashton (L) speaks with German Foreign minister Guido Westerwelle before a Foreign Affairs Council meeting on June 24, 2013 at the Kirchberg conference center in Luxembourg. AFP PHOTO /JOHN THYS (Photo credit should read JOHN THYS/AFP/Getty Images)
Catherine Ashton dan Menlu Westerwelle di LuksemburgFoto: John Thys/AFP/Getty Images

Menteri Luar Negeri Uni Eropa dalam pertemuan di Luksemburg menyepakati kompromi Jerman terkait pembicaraan keanggotaan dengan Turki. Menurut keterangan diplomat, anggota Uni Eropa menyetujui babak baru perundingan keanggotaan dengan Turki. Tapi perundingan membahas masalah politik regional ini baru akan berlangsung Oktober mendatang.

Turki menyambut keputusan Uni Eropa itu dan mengharap "hasil positif" dari isu tersebut. Dikatakan Menlu Turki Ahmet Davutoglu kepada jurnalis Selasa (25/06/13).

Sebetulnya Rabu (26/06/13), Turki akan membuka babak baru perundingan keanggotaan dengan Uni Eropa. Langkah pertama sejak 2010. Kala itu kedua pihak berpisah dalam sengketa, dan sejak itu perundingan macet. Semula, awal baru ini akan membahas tema politik regional yang lunak. Tapi saat ini hubungan Turki-Eropa sama sekali tidak lunak.

Protesters are being sprayed by the police's water cannon during a demonstration at Kizilay square in central Ankara June 16, 2013. Thousands of people took to the streets of Istanbul overnight on Sunday, erecting barricades and starting bonfires, after riot police firing teargas and water cannon stormed a park at the centre of two weeks of anti-government unrest. Lines of police backed by armoured vehicles sealed off Taksim Square in the centre of the city as officers raided the adjoining Gezi Park late on Saturday, where protesters had been camped in a ramshackle settlement of tents. REUTERS/Dado Ruvic (TURKEY - Tags: CIVIL UNREST POLITICS)
Protes di Ankara yang diatasi dengan kekerasan oleh PM ErdoganFoto: Reuters

Sejak PM Turki Recep Tayyip Erdogan mengatasi demonstran dengan kekerasan, terjadi hujan protes dari Eropa. Dalam pertemuan menlu Uni Eropa di Luksemburg Senin (24/06/13), Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen yang juga hadir, menuntut harus "dipertahankannya prinsip-prinsip dasar demokrasi serta mengijinkan demonstrasi damai dan hak menyatakan pandangan politis secara bebas."

Melewati Perdebatan Sengit

Sebelumnya Uni Eropa terlibat perdebatan sengit bagaimana menyikapi Turki lebih lanjut. Jerman, Austria dan Belanda bahkan berpendapat, dengan situasi saat ini perundingan keanggotaan tak lagi dapat dimulai, karena itu bisa diartikan menyetujui politik Erdogan.

Menlu Austria Michael Spindelegger mengatakan, masalahnya bukan menutup pintu bagi Turki. "Tapi yang juga penting adalah tidak membuka semua pintu dan tidak menutup mata akan apa yang sedang terjadi di Turki." Sebaliknya Menlu Belgia Didier Reynders berpendapat, justru dengan perundingan "ada kesempatan berbicara secara lebih langsung dengan Turki mengenai berbagai prinsip."

Swedish Foreign minister Carl Bildt (R) speaks with Polish Foreign minister Radoslaw Sikorski before a Foreign Affairs Council meeting on June 24, 2013 at the Kirchberg conference center in Luxembourg. AFP PHOTO /JOHN THYS (Photo credit should read JOHN THYS/AFP/Getty Images)
Menlu Swedia Carl Bildt (kanan) dan Menlu Polandia Sikorski di LuksemburgFoto: John Thys/AFP/Getty Images

Menlu Swedia Carl Bildt melontarkan kritik, "politik keanggotaan adalah politik jangka panjang dan sukses Uni Eropa, "yang membawa perdamaian dan stabilitas benua ini." Itu tidak dapat "mengandalkan suasana sesaat hanya karena di suatu tempat orang-orang merasa resah. Itu bukan politik Eropa yang bertanggung jawab."

Jerman Usulkan Kompromi

Menlu Jerman Guido Westerwelle meskipun sikap keras pemerintahnya, tetap memberi peluang kompromi. Yang jelas, "jalur pembicaraan dengan Turki tidak terputus ataupun menipis." Yang memungkinkan saat ini adalah pernyataan politis demi kepentingan dimulainya kembali perundingan.

Pejabat urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton berusaha menengahi perdebatan itu dengan menyampaikan pendapat pribadinya. "Saya selalu berpendapat, masa depan Turki terletak pada kita." Dan secara umum, "dialog adalah opsi lebih baik, selama itu masih memungkinkan. Amat jarang memboikot dialog menjadi opsi lebih baik."

Perdebatan sengit menlu Uni Eropa juga dalam tema Suriah dan tidak tahu bagaimana harus bertindak. Namun pemerintahan Uni Eropa tetap berharap pada rencana konferensi perdamaian. Tapi belum jelas bagaimana itu bisa berlangsung.