1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK terkait Ekspor Benur

Detik News
25 November 2020

Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap KPK terkait dugaan korupsi ekspor benih lobster. KPK punya waktu 1 x 24 jam menentukan status hukum Edhy. Sementara, Presiden Jokowi menghormati proses hukum dan percaya KPK transparan.

https://p.dw.com/p/3lmlX
Menteri KKP Edhy Prabowo
Menteri KKP Edhy PrabowoFoto: Dicky Bisinglasi/ZUMA Wire/ZUMAPRESS/picture alliance

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo terciduk operasi tangkap tangan (OTT) KPKdini hari tadi. Menteri Edhy Prabowo diketahui adalah salah satu pimpinan di Partai Gerindra.

Edhy Prabowo dan rombongan yang ditangkap KPK hingga saat ini, Rabu (25/11/2020) siang masih berstatus terperiksa. Penyidik KPK memiliki waktu 1 x 24 jam untuk menetapkan status hukum Edhy Prabowo dan rombongan yang terjerat OTT.

Dalam kasus ini, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan penangkapan Edhy Prabowo terkait dengan ekspor benur atau benih lobster. Penangkapan terjadi pada malam dini hari tadi di Bandara Soekarno-Hatta.

"Benar KPK tangkap, terkait ekspor benur," tutur Nurul Ghufron pagi ini.

KPK juga menangkap sejumlah orang dari KKP. Istri Edhy Prabowo juga dikabarkan ikut diamankan.

"Tadi pagi jam 01.23 WIB di Soetta. Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar Ghufron.

Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta sepulang dari Amerika Serikat. Usai ditangkap, rombongan dibawa dan tiba di gedung KPK. Penyidik KPK Novel Baswedan terlihat masih berada di gedung KPK saat rombongan tiba. 

Indonesien Minister für maritime Angelegenheiten und Fischerei Edhy Prabowo
KPK mengonfirmasi penangkapan Edhy Prabowo terkait dugaan korupsi dalam ekspor benur.Foto: Dicky Bisinglasi/ZUMA Wire/ZUMAPRESS/picture alliance

Kata Prabowo soal kader yang korupsi

Terkait tertangkap tangannya Edhy Prabowo oleh KPK, Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pernah menegaskan akan memenjarakan kadernya yang terlibat korupsi saat Debat Pilpres 2019.

Hal itu diungkapkan Prabowo selaku kandidat presiden (capres) di Pilpres 2019. Saat itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan kandidat petahana menyindir banyak caleg eks koruptor yang dicalonkan Gerindra pada Pileg 2019.

"Itu data dari mana saya juga belum mendapatkan laporan itu dan itu benar-benar sangat subjektif. Saya seleksi caleg-caleg tersebut dan kalau ada bukti, silakan saja," kata Prabowo di arena debat Pilpres di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019).

Kala itu, Prabowo meminta Presiden Jokowi tak menuding. Prabowo dengan tegas dan lantang mengatakan Gerindra serius melawan korupsi, bahkan jika ada kadernya yang korupsi, maka Prabowo sendirilah yang akan memenjarakannya.

"Janganlah kita menuduh partai kita masing-masing. Saya jamin Gerindra melawan korupsi sampai akar-akarnya. Kalau ada kader Gerindra korupsi, saya masukkan ke penjara sendiri," tegasnya. 

Jokowi percaya KPK transparan

Terkait terjaringnya Edhy Prabowo dalam OTT KPK, Presiden Joko Widodo mengatakan menghormati proses hukum di KPK.

"Kita menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK. Saya percaya KPK bekerja transparan, terbuka, dan profesional," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Jokowi yakin KPK bekerja secara profesional dan transparan. Dia juga menegaskan dukungan pemerintah terhadap upaya pemberantasan korupsi.

"Pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi," ujar Jokowi. (pkp/gtp)

Baca selengkapnya di: detiknews

Menteri Edhy Kena OTT, Prabowo Pernah Bilang Akan Penjarakan Kader Korupsi

Edhy Prabowo Ditangkap, Jokowi: Saya Percaya KPK Transparan