1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel: Bantuan Tak Bisa Tanpa Batas

21 September 2010

Kanselir Angela Merkel menekankan, bantuan internasional semata tak akan bisa mengangkat negara-negara berkembang dari kemiskinan.

https://p.dw.com/p/PIjG
Kanselir MerkelFoto: AP

Dalam pidatonya di Pertemuan Puncak Tujuan Pembangunan Milenium di New York, Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan sebuah perrnyataan pahit.

"Dengan menyesal harus kita katakan sekarang ini," kata Merkel, "bahwa hingga batas waktu tahun 2015 nanti kemungkinan besar kita tak akan bisa mencapai sasaran sudah kita tetapkan".

Ini sebuah pengakuan terang-terangan, yang boleh dikata mewakili masyarakat dunia, khususnya negara-negara maju.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon sudah mengakui bahwa sasaran ambisius Tujuan Pembangunan Milenium MDGs terdiri dari 8 butir yang ditetapkan tahun 2000 menemui banyak hambatan. Kendati berbagai kemajuan juga berhasil dicapai di berbagai bidang, fakta yang diakui juga oleh banyak kalangan non pemerintah. Seperti bertambahnya jumlah anak-anak yang masuk sekolah, meningkatnya kemajuan dalam upaya menangani penyakit mematikan seperti malaria dan tuberculosis TBC.

Tetapi di sisi lain, misalnya saja, lebih dari 900 juta orang, hampir semilyar jiwa, masih menderita kelaparan.

Banyak hal menjadi penghambat. Yang banyak dibicarakan adalah bencana ekonomi global beberapa waktu belakangan ini, yang bahkan mengakibatkan sejumlah negara maju menderita. Kendati begitu, kata Kanselir Angela Merkel, Tujuan Pembangunan Milenium MDGs tetap relevan, dan harus terus diperjuangan pencapaiannya secara konsisten. Ia menegaskan,, Jerman sendiri, walau diterpa krisis ekonomi tetap menunjukkan komitmen dengan tidak mengurangi anggaran bantuan internasionalnya. Betapapun, Angela Merkel menegaskan, bantuan dunia terhadap negara-negara miskin tidak bisa terus berlangsung tanpa batas.

"Bantuan internasional tidak bisa menjadi satu-satunya sumber dana pembangunan suatu negara. Kecuali dalam keadaan darurat belaka. Bantuan pembangunan harus selalu merupakan pelengkap saja."

Kanselir Merkel menegaskan pula, bahwa bantuan internasional harus terjamin penyalurannya, dan penggunaannya betul-betul sesuai tujuannya. Karenanya, dunia internasional harus pula mendorong proses pembangunan politik, demokrasi dan tata hukum di negara-negara berkembang.

"Yang harus dipikirkan selanjutnya adalah memanfaatkan segala sumber daya seefektif mungkin. Dan ini hanya bisa berlangsung melalui suatu tata pemerintahan yang baik, yang mampu mendayagunakan potensi negara-negara itu sendiri".

Kanselir Merkel menyatakan, negara-negara miskin harus meningkatkan upaya membangun ekonomi pasar dan usaha kecil. Tanpa pertumbuhan ekonomi yang bisa disangga secara mandiri, negara-negara berkembang akan sangat berat membebaskan warganya dari kemiskinan dan kelaparan. Ia menegaskan, kemiskinan tidak bisa diberantas hanya dengan bantuan internasional semata, betapapun besarnya. 

"Satu hal penting harus kita sepakati. Bahwa tanggung jawab utama proses pembangunan di negara-negara berkembang itu terletak di pundak pemerintah negara-negara itu sendiri." Jadi, karta Merkel, apakah bantuan internasional bisa efektif, sepenuhnya tergantung pada para pemimpin negeri-negeri itu. Karena itu, tandas sang Kanselir, "bantuan untuk mewujudkan tata permerintahan yang baik, sama pentingnya dengan bantuan pembangunan itu sendiri".

Di pihak lain, para pemimpin sejumlah negara justru menggunakan hari kedua Pertemuan Puncak Milenium itu untuk menudingkan telunjuk ke negara-negara maju. Presiden Iran Ahmadinejad, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Parilla menuding barat sebagai kekuatan raksasa yang menciptakan ketidak-adilan global dan kemiskinan di seluruh dunia.

GG/EK/afp/rtr/dpa