1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel: Proses Penyatuan Jerman Belum Tuntas

9 November 2009

Kepala pemerintahan Uni Eropa, Presiden Rusia Medvedev serta Menteri Luar Negeri AS turut hadir dalam peringatan 20 tahun runtuhnya simbol perpecahan negara Jerman.

https://p.dw.com/p/KRwX
Gerbang Brandenburg diikelilingi domino raksasa, Minggu (08/11)Foto: picture-alliance/ dpa

Senin pagi (09/11), peringatan 20 tahun tumbangnya tembok Berlin diawali dengan acara missa di gereja Gethsemane di bagian kota Berlin, Prenzlauer Berg. Gereja ini dikenal sebagai pusat revolusi damai di Jerman Timur tahun 1989. Gerje ini juga merupakan tempat pelarian bagi aktivis oposisi di Jerman Timur. Ribuan warga Jerman Timur ketika itu menjadikan gereja ini sebagai tempat berlindung, ketika polisi bersenjata dan tentara dengan brutal membubarkan demonstarsi damai. Acara missa di gereja ini dihadiri Kanselir Angela Merkel, Presiden Horst Köhler dan ketua Parlemen Norbert Lammer.

Sore harinya, Kanselir Angela Merkel bersama dengan pejuang hak warga Jerman Timur melewati bekas pos perbatasan di jalan Bornholmer. Di tempat ini untuk pertama kalinya tanggal 9 November tahun 1989, warga Jerman Timur memasuki bagian barat Berlin. Acara simbolis ini juga diikuti mantan Presiden Uni Sovyet Michael Gorbachev dan mantan Presiden Polandia Lech Walesa. Kemudian jam 19 malam waktu setempat puncak acara peringatannya diselenggarakan di gerbang Brandenburg, yang merupakan lambang pemisahan Jerman. Acara ini dihadiri oleh kepala negara dan pemerintahan Uni Eropa, Presiden Rusia Dmitri Medvedev dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton.

Mengenai tumbangnya tembok Berlin 20 tahun yang lalu, Presiden Rusia Dmitri Medvedev mengatakan, „Semua yang terjadi di Eropa Timur 20 tahun lalu, termasuk penyatuan kembali Jerman dan tumbangnya Tembok Berlin, telah menjadi bagian dari sejarah. Tembok Berlin dikenal sebagai lambang terbaginya Eropa, yang terbagi dalam dua peradaban dan garis pemisah antara nilai orientasi. Tumbangnya Tembok Berlin dinilai sebagai kelanjutan kebijakan menuju penyatuan Eropa. Sejak itu, waktu telah banyak berlalu. Sebagian dari harapan saya dan warga di negara saya terpenuhi, dan sebagian lainnya tidak. Di lain pihak muncul sejumlah pertanyaan menyangkut nasib Eropa yang berkaitan dengan hubungan antara Eropa dan federasi Rusia, setelah dikembangkan sebuah skenario yang agak berbeda.”

Sementara itu, dalam menyambut 20 tahun tumbangnya Tembok Berlin, Kanselir Angela Merkel menyerukan agar lebih meningkatkan upaya dalam mengatasi perbedaan taraf kehidupan antara warga di bagian barat dan timur Jerman. Kanselir Angela Merkel menandaskan, proses penyatuan Jerman masih belum berakhir dengan tuntas. Ia menyebut revolusi damai tanggal 9 November 1989, sebagai hari paling berbahagia dalam sejarah Jerman. Dan memuji peranan yang dimainkan para aktivis hak warga dan gereja di Jerman Timur.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyerukan dilancarkannya perjuangan di seluruh dunia untuk menciptakan kebebasan. Ia menekankan kemitraan trans antlantik sebagai kunci kerjasama di seluruh dunia. Kerjasama itu harus ditingkatkan, agar dapat menjebol tembok pembatas di abad ke 21. Selanjutnya Menteri Luar Negeri Hillary Clonton menyerukan agar dalam memperingati 20 tahun tumbangnya tembok Berlin, hendaknya pandangan harus diarahkan kemasa depan. „Kita harus melanjutkan tugas memulihkan ekonomi agar demokrasi dan hak asasi dapat ditingkatkan melewati batas yang dicapai saat ini.“

Secara simbolis dalam puncak acara yang dimulai pukul 19 waktu setempat, seribu lempengen domino raksasa ditumbangkan untuk menggambarkan runtuhnya tempok Berlin 20 tahun yang silam.

AR/AS/dpa/afp