1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mesjid Taiba di Hamburg Ditutup

10 Agustus 2010

Polisi Hamburg menutup sebuah mesjid yang merupakan tempat pertemuan kelompok Islam radikal. Mesjid itu juga dikenal sebagai tempat pertemuan para pelaku serangan teror 11 September 2001.

https://p.dw.com/p/OgjK
Mesjid Taibi yang merupakan tempat pertemuan kelompok Islam radikal di JermanFoto: AP

Ketakutan dengan apa yang dilakukan di dalam mesjid itu telah berakhir. Demikian komentar senator urusan dalam kota Hamburg, Christoph Ahlhaus. Yang memberikan tanggapannya terkait kasus dan prosedur penutupan mesjid Taiba, yang sebelumnya bernama Al-Quds.

"Di Hamburg kami tidak mungkin memberikan izin untuk sebuah tempat pertemuan bagi sekelompok orang yang menggunakan kekerasan demi terciptanya sebuah masyarakat berdasarkan Islam. Sebuah organisasi yang menentang segala peraturan yang sesuai dengan undang-undang dasar dan didasari prinsip hidup bersama dengan bangsa lain. Dan hal itu dijalankan kelompok itu dengan agresif.“

Senin kemarin (9/8) pukul enam pagi kantor urusan dalam kota pemerintah Hamburg menginstruksikan untuk menutup mesjid itu. Polisi menggeledah apartemen para pemimpin organisasinya sekaligus menyita kasnya. Yayasannya juga dilarang.

Mesjid itu menjadi terkenal di seluruh Jerman, karena merupakan tempat pertemuan para pelaku serangan teror 11 September 2001. Tutur pejabat kantor urusan perlindungan konstitusi Hamburg, Manfred Murck.

"Di tahun-tahun setelahnya, mesjid itu menjadi lambang bagi pejuang jihad dari seluruh Jerman sekaligus menjadi kebanggaan. Selain itu, mesjidnya juga dijadikan sebagai pusat pertemuan pejuang jihad radikal.“

Tetapi, hal seperti itu tidak mungkin lagi dilakukan di Hamburg.

"Kami memberi laporan tentang kotbah sholat Jumat khotib Darkazanli yang berisi penyebaran Islam yang sangat agresif.“

Kemudian Murck menjelaskan, waktu itu di mesjid Taiba tercipta sebuah dinamika diantara para umat dan itu membahayakan. Terutama, ketika sebuah kelompok diberangkatkan ke kawasan perbatasan Pakistan-Afghanistan untuk mendapatkan pelatihan.

Sejak lama mesjid Taiba dipantau oleh pemerintah kota Hamburg. Namun, alasan kenapa mesjid itu baru sekarang ditutup dipaparkan oleh Lothar Bergmann dari pusat koordinasi anti teror:

"Jika bermaksud menutup sebuah mesjid, untuk meyakinkan pengadilan diperlukan bukti atau alasan kuat yang sesuai dengan konstitusi. Untuk itu diperlukan waktu hingga beberapa bulan. Seperti dalam kasus ini."

Ketika larangan mesjid itu disampaikan, para pengelolanya menanggapinya dengan mengatakan, mereka memang sudah berencana untuk menutupnya karena Maret lalu kontrak sewanya sudah habis. Selain itu, juga karena yayasannya bankrut. Namun, bagi pejabat perlindungan konstitusi Mafred Murck alasan seperti itu bukan hal baru.

"Dari pengalaman kami dengan mesjid-mesjid lainnya, pernyataan ‚kami akan pindah keluar', tidak dapat dipercaya lagi.“

Sampai sekarang tidak dilancarkan aksi protes yang menentang penutupan mesjid dan larangan terhadap yayasannya. Murck menjelaskan bahwa pemerintah kota Hamburg akan tetap memantau kelompok radikal itu, yang diduga berjumlah sekitar 45 orang. Kemudian ia menekankan, bahwa sementara ini tidak ada petunjuk konkrit terkait rencana serangan baru.

Astrid Corall / Andriani Nangoy

Editor: Asril Ridwan