1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Meski Dilarang, Hong Kong Peringati Pembantaian Tiananmen

William Yang
4 Juni 2020

Aktivis senior Hong Kong, Lee Cheuk Yan menilai larangan memperingati Pembantaian Tiananmen adalah upaya Carrie Lam menunjukkan kesetiaan kepada Cina. Dia berjanji merawat tradisi yang berusia tiga dekade itu.

https://p.dw.com/p/3dF6e
Hongkong Handy Foto mit Kerze
Foto: Getty Images/A. Wallace

Hari-hari ini otoritas keamanan Cina terkesan menggandakan jumlah aparat yang berjaga di Lapangan Tiananmen di Beijing, lapor Reuters. Lapangan yang menjadi saksi pembantaian terhadap demonstran pro-demokrasi di Beijing, Cina, pada 1989 itu kini menjadi salah satu obyek wisata paling populer di ibu kota Cina. 

Di Hong Kong, peringatan pembantaian Tiananmen 1989 selalu berlangsung pada 4 Juni di Lapangan Viktoria, sejak tiga dekade lalu. Namun kali ini Kepolisian Hong Kong melarang peringatan pembantaian Tiananmen dengan dalih pengendalian wabah.  

Kali ini peringatan jatuh di masa-masa pelik, ketika Beijing sedang memperketat kontrolnya atas wilayah bekas jajahan Inggris tersebut.  

Agar tetap bisa mengenang tragedi Tiananmen, aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengimbau warga “menyalakan lilin di manapun“ pada jam delapan malam waktu setempat. Mereka yang takut keluar diminta ikut meramaikan tagar #6431truth yang merujuk pada tanggal peringatan Tiananmen. 

Tidak heran, dalam wawancara dengan reporter DW William Yang, aktivis pro-demokrasi Hong Kong, Lee Cheuk-Yan, mengatakan larangan yang dikeluarkan otoritas Hong Kong dibuat untuk memuaskan sikap otoriter pemerintah di Beijing

Menurutnya alasan yang dikeluarkan kepolisian Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen adalah “absurd.” 

Inilah kutipan wawancaranya: 

DW: Apakah Anda mempercayai dalih pengendalian wabah yang digunakan otoritas Hong Kong buat melarang peringatan Tiananmen? 

Lee Cheuk-Yan: Peringatan ini melambangkan “satu negara, dua sistem” dan mewakili hak warga Hong Kong mengecam tindak brutal Partai Komunis Cina pada pembantaian Tiananmen 1989.  

Pemerintah Cina baru-baru ini meloloskan Undang-undang Keamanan Nasional untuk Hong Kong. Saya kira larangan terhadap peringatan Tiananmen adalah sebuah manuver politik dari Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam yang ingin menunjukkan kesetiaannya kepada Beijing. 

Pada saat yang sama, larangan keluar rumah sebagai bagian dari protokol wabah juga memudahkan otoritas Hong Kong melarang peringatan. Ini adalah alasan yang sempurna buat mereka.  

Tapi dalihnya tetap saja absurd. Sekolah sudah dibuka dan bisnis kembali beroperasi. Tapi pemerintah bersikeras melarang semua bentuk perkumpulan di ruang publik, termasuk demonstrasi menentang UU Keamanan Nasional. 

Peringatan Pembantaian Tiananmen 1989 menjadi bagian integral kesadaran demokrasi warga Hong Kong. Usai tragedi 31 tahun lalu, warga Hong Kong ikut membantu menyelamatkan aktivis Cina yang diburu pemerintah dengan menawarkan suaka dalam Operasi Burung Kuning.
Peringatan Pembantaian Tiananmen 1989 menjadi bagian integral kesadaran demokrasi warga Hong Kong. Usai tragedi 31 tahun lalu, warga Hong Kong ikut membantu menyelamatkan aktivis Cina yang diburu pemerintah dengan menawarkan suaka dalam Operasi Burung Kuning.Foto: picture alliance/dpa

Dengan melarang peringatan, otoritas ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Hong Kong sekarang memiliki “satu negara, satu sistem.” Warga kehilangan kebebasan yang mereka nikmati selama tiga dekade terakhir. 

Apakah peringatannya akan kembali diizinkan tahun depan? 

Setelah UU Keamanan Nasional berlaku, semua kebebasan di Hong Kong akan menghilang. 

Siapa yang punya wewenang menafsirkan apa yang digolongkan sebagai hasutan, subversi, intervensi asing atau terorisme? Siapa lagi kalau bukan Partai Komunis Cina. Jika pengadilan di Hong Kong membuat putusan yang berlawanan dengan kebijakan PKC, Beijing akan selalu bisa menginterpretasikan UU Dasar. Bergantung pada tafsir kata “subversi,“ mereka bisa memenjarakan advokat HAM, akademisi atau bahkan warga biasa yang menjual minuman anggur untuk peringatan pembantaian Tiananmen. 

Anda ikut berperan dalam Gerakan 4 Juni 1989 di Beijing. Waktu itu, Hong Kong merupakan surga bagi aktivis mahasiswa dari Cina. Apa yang kini tersisa dari gerakan itu? 

Gerakan 4 Juni pada tahun 1989 adalah peristiwa yang menyentuh bagi semua warga Hong Kong. Peristiwa itu membangun kesadaran politik bagi banyak penduduk. 

Momen bersejarah lain bagi Hong Kong adalah “Operasi Burung Kuning“ yang digalang warga Hong Kong untuk mengevakuasi aktivis pro-demokrasi dari Cina. Operasi itu menciptakan citra yang unik bagi Hong Kong. 

Kami selalu berusaha mendorong demokratisasi, bahkan di masa penjajahan Inggris. Tapi, Inggris menyerahkan kita ke Partai Komunis Cina tanpa jaminan demokrasi. Apa yang kita hadapi sekarang adalah hasil karya Beijing, tapi pemerintah Inggris tidak melakukan apapun. 

Kami ingin agar orang mengingat tradisi peringatan Tiananmen yang sudah berusia 30 tahun. Momentum gerakan ini menguat setiap tahunnya. Peringatan itu juga mewakili perjuangan tanpa letih warga Hong Kong untuk demokrasi di Cina. 

Organisasi Anda mengimbau warga Hong Kong tetap merawat tradisi peringatan Tiananmen dengan menyalakan lilin di berbagai sudut kota. Bagaimana hal ini dimungkinkan di tengah larangan berkumpul? 

Karena kita tidak bisa menggelar acaranya di lapangan Viktoria, kami meminta warga memutuskan sendiri bagaimana ingin memperingati tanggal 4 Juni. Salah satu opsi adalah mereka bisa pergi ke setiap sudut kota dan menyalakan lilin. Kami harap warga menyalakan lilinnya. 

Organisasi kami berusaha meminimalisir risiko melanggar larangan berkumpul karena wabah, dan kami meminta warga agar tidak berkumpul di satu tempat. Lilin merepresentasikan kenangan dan kecaman terhadap pembantaian itu, dan juga melambangkan situasi aktual di Hong Kong dan sikap keras PKC. Pembakaran lilin akan mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa warga Hong Kong akan tetap merawat tradisi ini. 

Lee Cheuk-Yan adalah bekas anggota legislatif dan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong. Dia ikut mengorganisir peringatan Pembantaian Tiananmen selama 30 tahun terakhir. 

Wawancara oleh William Yang 

rzn/vlz (rtr/ap)