1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Menyatakan Siap Amankan Mesir

24 Juni 2013

Pimpinan militer Mesir memperingatkan bahwa tentara siap melakukan intervensi untuk mengamankan suasana di dalam negeri dan menghindari perpecahan.

https://p.dw.com/p/18v2Y
President Mohamed Morsi (L) and Egyptian Minister of Defense Abdel-Fattah al-Sissi (R) at Al-Maza military airport in Cairo, Egypt.
Morsi dan el-SissiFoto: picture-alliance/dpa

Menteri Pertahanan Mesir, Jendral Abdel Fattah el-Sissi mengatakan, perpecahan dan sengketa politik di Mesir sudah mencapai taraf yang bisa membahayakan negara.

Dalam sebuah peringatan bernada keras, el-Sissi mengatakan militer akan bertindak untuk mencegah bangsa memasuki "terowongan gelap". Peringatan ini dikeluarkan dengan rencana aksi massal oposisi pada 30 Juni mendatang.

Peringatan tersebut dikeluarkan baik kepada pihak pemerintah maupun para pemrotes. Ini adalah pernyataan paling keras dari kubu militer setelah pemilihan presiden tahun lalu.

"Angkatan bersenjata memperhatikan dengan seksama apa yang sedang terjadi di dalam negeri, tanpa mengambil bagian atau melakukan intervensi. Karena angkatan bersenjata berfungsi netral dan sama sekali tidak berpihak", kata el-Sissi. Ia sekaligus mendesak pemerintah dan oposisi agar mencapai konsensus.

Abdel Fattah el-Sissi mengeluarkan pernyataan itu seminggu sebelum demonstrasi besar yang direncanakan oleh kelompok sekuler dan liberal yang menentang pemerintahan Presiden Mohammed Morsi.

"Ada perpecahan dalam masyarakat", tulis el-Sissi di jaringan sosial Facebook. "Jika ini berkepanjangan, akan membahayakan negara Mesir. Harus ada konsensus antara semua pihak. Kami tidak akan berdiam diri jika negara ini terjerumus dalam konflik yang sulit dikendalikan".

"Penghinaan Terhadap Nasionalisme"

Jendral el-Sissi juga memperingatkan bahwa pihak militer tidak akan lagi membiarkan hujatan terhadap militer dan para pimpinannya. Pernyataan itu dikeluarkan setelah kelompok Islamis menggelar aksi menentang militer.

"Hujatan berulang-ulang terhadap militer, para pemimpin dan simbol-simbolnya adalah penghinaan terhadap nasionalisme dan terhadap rakyat Mesir secara keseluruhan. Tentara mulai sekarang tidak akan tinggal diam menghadapi berbagai penghinaan yang ditujukan kepadanya."

Di sebuah desa di Mesir, ribuan orang diberitakan memburu dan menyiksa warga Syiah, setelah mereka dihasut oleh para pengkhotbah Salafi. Empat orang dilaporkan tewas dan puluhan orang lain luka-luka. Bentrokan antara kelompok Sunni dan Syiah juga terjadi di beberapa tempat lain.

Kerusuhan sektarian memang makin sering terjadi di Mesir. Kelompok Kristen adalah warga yang paling sering diserang. Kebanyakan warga Mesir menganut Islam Sunni.

Sementara itu, Adel el-Khayat yang diangkat oleh Presiden Morsi menjadi gubernur di kawasan wisata Luxor menyatakan pengunduran diri. Pengangkatan el-Khayat sebagai gubernur provinsi itu sempat menyulut aksi protes luas. El-Khayat adalah anggota kelompok garis keras yang tahun 1997 terlibat dalam aksi penyerangan turis asing di Luxor, yang menewaskan 58 orang.

hp/ab (rtr, dpa, afp)