1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mineral Langka : Eldorado Baru di Brasil

Ivana Ebel6 Juli 2013

Negara-negara besar Amerika Selatan ingin kembali menambang mineral langka. Tapi penambangannya mengakibatkan banyak masalah dan risiko.

https://p.dw.com/p/192Ip
Foto: picture-alliance/dpa

Bagi kalangan industri, mineral langka sangat penting. Itu dibutuhkan dalam produksi teknologi termutakhir seperti telefon seluler, komputer, juga monitornya. Dipicu harga bahan mentah mineral langka yang terus naik, negara ambang industri di Amerika Latin ingin kembali meningkatkan penambangan, walaupun risikonya besar.

Sammelaktion für ausrangierte Mobiltelefone. Bonn, Nordrhein-Westfalen, Deutschland, 20.03.2004
Telefon seluler yang dikumpulkan dalam sebuah aksi di negara bagian Nordrhein-Westfallen (20/03/04)Foto: picture alliance / JOKER

Cina saat ini mendominasi 95% pasaran di seluruh dunia. Brasil menambang hingga tahun 1990-an. Karena harga mineral langka ketika itu terus merosot, penambangan dihentikan. Sejak harga kembali naik, skenario berubah. Pemerintah Brasil akan meninvestasikan dana sekitar 3,8 juta Euro.

Komisi pakar sudah dibentuk. Senator Luiz Henrique da Silveira yang bertanggungjawab atas proyek ini percaya, bisnis mineral langka bisa mendatangkan keuntungan hingga 20 milyar Euro dalam 30 tahun ke depan.

Radioaktif dan Pencemaran Lingkungan

Ada 17 elemen kimia, seperti misalnya Lanthan dan Europium, yang digolongkan logam dan mineral langka. Bagi industri, mineral itu penting, terutama karena tahan panas dan memiliki sifat khusus.

Tapi penambangannya sangat membebani lingkungan dan rumit, karena tidak dapat ditemukan sebagai bahan mentah murni, melainkan tersebar di dalam materi lain. Untuk memisahkannya, kerap digunakan asam kuat atau soda. Akibatnya, bisa tercipta produk akhir yang bersifat radio aktif, atau unsur kimia beracun yang mencemari lingkungan.

Penambangannya begitu spesial, hingga Brasil merasa perlu mengeluarkan peraturan istimewa. Pusat Teknologi Penambangan Brasil (CTM) baru-baru ini kembali memberikan peringatan akan bahayanya.

Selain itu, banyak perusahaan yang menambang mineral langka tidak benar-benar mengenal bahan yang ditambang. Demikian dikatakan pakar geologi Claudinei Gouveia de Oliveira. Ia menjelaskan, kadang perusahaan mendapat ijin menambang, tapi tidak tahu bahwa logam langka itu biasanya terikat dengan unsur radioaktif Uranium. Tapi ia juga mengemukakan, di Brasil banyak penambangan mineral langka yang tidak tercampur dengan materi yang mengandung unsur radio aktif.

Menurut perkiraan para pakar, kekayaan Brasil akan mineral langka bisa menutupi kebutuhan dunia selama 50 tahun, jika kebutuhan tidak meningkat drastis. Demikian dikatakan pakar geologi José Affonso Brod. Tetapi tambang berpotensi tinggi terutama berada di kawasan perlindungan lingkungan atau tempat penduduk asli Indian tinggal. Terutama di hutan-hutan Amazona banyak ditemukan mineral langka. Di kawasan itu bahkan sudah ditambang logam lain, misalnya timah hitam. Hal itu sudah diprotes aktivis lingkungan di seluruh dunia.

Terlalu Banyak Saingan

Brasil bukan satu-satunya negara yang mengincar bisnis mineral langka. Menurut data badan pemerintah Jerman yang mengurus bahan mentah di Hannover, ada 400 usaha penambangan di 36 negara. Menurut banyak pakar, ini bisa mengurangi keuntungan yang diharapkan.

Bildwiederholung mit korrigierter Caption zu Bildsendung vom 12.10 11, Korrektur im ersten Satz: Bei dem Metall Kobalt handelt es sich nicht um ein Metall der Seltenen Erden!!! +++ Ein Mann zeigt in Bonn Stuecke des Metalls Kobalt (Archivfoto vom 12.05.11). Bundeskanzlerin Angela Merkel (CDU), die sich zur Zeit in der Mongolei aufhaelt, bescheinigte dem Land weitreichende Entwicklungen. Sie werde ihren Besuch auch dazu nutzen, "um zu sagen: Wir moechten, dass alle Menschen in der Mongolei auch am Wohlstand teilhaben", sagte Merkel mit Blick auf die reichen Rohstoffvorkommen in dem Land, neben Gold und Kupfer vor allem die Metalle der Seltenen Erden. Aus Regierungskreisen verlautete dazu, dass die Chancen zur Unterzeichnung eines Rohstoffabkommens sehr gut stuenden. Merkel sprach von einer "Win-Win-Situation, also Gewinn fuer beide Seiten, indem wir wissenschaftlich-technisch zusammenarbeiten und auf der anderen Seite eben auch im Bereich der Rohstoffe". Seltene Erden werde immer teurer. Derweil belasten die stark gestiegenen Preise fuer Seltene Erden einer Studie zufolge die Profitabilitaet der Unternehmen oder gefaehrden gar deren Existenz. Das Marktvolumen werde durch die steigenden Preise in diesem Jahr voraussichtlich auf 27 Milliarden Euro ansteigen, nachdem es vor drei Jahren nur 2,4 Milliarden Euro betragen habe, heisst es in der Studie der Firma Roland Berger, die am Sonntag (09.10.11) veroeffentlicht wurde. (zu dapd-Text) Foto: Roberto Pfeil/dapd
Hasil tambang kobaltFoto: dapd

Karena itu pakar geologi José Brod dari Brasil menganggap rencana pemerintah negaranya terlalu optimis. Ia menjelaskan, dalam setahun hanya diperlukan 130 ton mineral langka. Jika terlalu banyak negara menjadi pemasok, harga akan anjlok.

Pakar geologi Oliveira mengusulkan untuk memperluas pasar di Brasil terlebih dahulu, sebelum menanam modal di tempat lain. Brod sependapat. Orang harus memadukan penambangan mineral langka dengan stabilisasi rantai produksi lokal. Senator Luiz Henrique da Silveira bahkan sudah menyebut-nyebut kemitraan antara Jerman dan Brasil, untuk mengembangkan industrinya dan menambahkan, sudah ada kesepakatan yang ditandatangani.