1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Minyak Tumpah Cemar Pantai Filipina

18 Agustus 2006

Sekitar 200 km pesisir pantai teluk Panay di Filipina diselimuti 50 ribu galon minyak yang tumpah dari kapal “Solar I”. Dikhawatirkan bencana ini akan bertambah parah.

https://p.dw.com/p/CPCX

Kapal tanker yang tenggelam diterpa badai Jumat (11/08) lalu, mendapat tugas dari perusahaan Petron Corp untuk mengangkut 500 ribu gallon minyak industrial.

Pemerintahan Filipina menyerukan SOS. Dalam menghadapi bencana minyak tumpah yang terburuk sepanjang sejarahnya, Filipina meminta bantuan antara lain kepada Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Di lokasi bencana, kekhawatiran terus meningkat. Korosi air laut serta tekanan terhadap kapal tanker yang berada di kedalaman 900 meter itu bisa menyebabkan bocornya 9 kontainer lainnya yang sampai sekarang masih utuh. Padahal saat ini saja, selain merusak pantai, tumbuhan dan koral laut di kepulauan Guimaras, selimut minyak ini telah menghancurkan kehidupan nelayan wilayah itu. Gubernur Guimaras, Joaquin Carlos Nava, mengatakan, saat ini sebagian penduduk Guimaras sudah dievakuasi, namun bencana ini mengancam kehidupan 10 ribu keluarga nelayan di sana.

Menurut Wakil Admiral, Artur Cosingan, yang memimpin operasi penyelamatan ini, penyelidikan akan segera dilakukan.

"Saat ini konsentrasi kami adalah untuk mengatasi masalah minyak yang tumpah. Namun sebuah komisi khusus sudah dibentuk untuk menyelidiki sebab-musabab bencana ini.“

Warga Kepulauan Guimaras telah turun tangan. Dengan menggunakan cangkul, rerumputan tinggi dan batang padi mereka berusaha menyerap minyak yang sudah mencemari pantai. Namun hujan dan badai yang tiada henti menghambat upaya untuk mengatasi minyak yang tumpah itu. Tim-tim penyelemat tidak memiliki perlengkapan dan sekat perintang minyak, yang dapat melindungi pantai rangkaian pulau di wilayah itu.

Kepulauan Guimaras merupakan Taman Lindung Nasional Filipina. Di lautan biru turkis dan jernih itu, biasanya terdapat ratusan jenis ikan, 29 jenis koral dan setidaknya tiga jenis tumbuhan mangrove. Perwira Angkatan Laut yang memimpin operasi ini juga khawatir akan dampak bencana ini kepada sektor turisme wilayah itu. Wakil Admiral Artur Cosigan mengatakan:

"Kami berharap tidak terlalu banyak lokasi pariwisata yang tercemar. Namun tumpahan minyak ini menyelimuti wilayah yang luas, sehingga bukan hanya satu daerah saja yang terkena.“

Organisasi-organisasi lingkungan hdup, seperti Greenpeace, menyatakan, bila ditangani dengan cepat, wilayah yang tercemar bakal membutuhkan sedikitnya satu sampai tiga tahun untuk kembali normal.

Sementara korps penjaga pesisir Filipina, telah memerintah Petron Corp untuk mencari perusahaan yang dapat mengangkat kapal tanker itu dari dasar laut. Selain itu, Petron Corp harus bertanggung jawab dan membayar biaya seluruh pembersihan yang harus dilakukan. Biayanya diperkirakan akan mencapai jutaan Dollar.