1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi Pasukan Perdamaian Uni Afrika di Somalia Dimulai

7 Maret 2007

Awal penyelesaian konflik Somalia sudah dimulai. Setelah mengalami penundaan hingga lima pekan akhirnya misi perdamaian Afrika di Somalia mulai dilakukan.

https://p.dw.com/p/CIuI
Kekerasan terjadi hampir setiap hari di Mogadishu, Somalia
Kekerasan terjadi hampir setiap hari di Mogadishu, SomaliaFoto: AP

Pasukan helm biru pertama Uni Afrika dari Uganda tiba ibukota Mogadishu Selasa (06/03) pagi waktu setempat menggunakan pesawat Antonov. Wakil angkatan bersenjata dan pemerintah Somalia serta wakil militer Ethiopia menyambut kedatangan para pasukan perdamaian di bawah penjagaan ketat. Dalam beberapa hari mendatang, sekitar 1700 prajurit Uganda akan ditempatkan di Mogadishu. Demikian dinyatakan Presiden Uganda Yoweri Museveni. Tidak seberapa untuk sebuah misi yang sangat sensitif. Menurut Museveni:

"Kami datang ke Somalia bukan untuk memaksakan perdamaian di sana. Kami tidak dapat dan tidak akan melakukannya. Tapi kami akan membantu rakyat Somalia untuk membangun kembali negaranya.”

Sebanyak delapan ribu serdadu Uni Afrika akan ditempatkan di Somalia. Selama ini selain Uganda, hanya Burundi, Ghana dan Nigeria yang menyatakan kesediaan untuk mengisi separuh dari jumlah prajurit yang tergabung dengan pasukan helm biru PBB di Somalia. Tugas mereka sudah jelas, seperti yang diterangkan Menteri Pertahanan Uganda Chrispos Kiyonga:

"Pertama kami akan melindungi pemerintah transisi Somalia. Kedua kami akan membantu pembentukan dan pelatihan pasukan keamanan di sana dan untuk itu akan menciptakan landasan bagi dialog antar kelompok di Somalia.“

Uganda telah memulai upaya menyelesaikan konflik di Somalia, tapi akan kewalahan kalau hanya sendirian. Di lain pihak, masih belum jelas, kapan negara-negara Afrika lainnya akan mengikuti jejak Uganda. Banyak hal tergantung pada bantuan logistik dan masa depan pendanaan misi Somalia yang masih belum jelas. Setidaknya, Uni Eropa telah berjanji akan memberikan bantuan dana sebesar 15 juta Euro. Beberapa negara anggota Uni Afrika tampaknya memandang misi perdamaian Somalia sebagai tugas yang sangat berbahaya di sebuah negara teror dan penuh kekacauan di Tanduk Afrika. Menteri Pertahanan Uganda Kiyonga juga menyadari hal tersebut:

"Tentu saja kami tidak dapat menyangkal kemungkinan diserang milisi manapun. Tapi kami mampu untuk menangkis serangan dan menggunakan kekerasan.“

Sebelumnya, anggota kelompok radikal Islam beberapa kali mengancam akan melakukan perang gerilya melawan pasukan helm biru PBB. Menjelang pergantian tahun lalu, pemerintah transisi Somalia dan pasukan Ethiopia berhasil melumpuhkan "Majelis Islamiyah“. Sejak itu di Somalia tidak ada hari berlalu tanpa baku tembak, ledakan bom atau serangan penembak gelap. Senin (05/03) malam lalu waktu setempat, lima orang tewas dalam sebuah serangan.