1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300410 Iran Pressefreiheit DW Farsi

30 April 2010

Setelah pemilihan umum 2009, pemerintah Iran berusaha membungkam suara independen dalam pers. Jurnalis Mitra Shodjaie terpaksa meninggalkan Iran demi keamanan.

https://p.dw.com/p/NBBL
Gambar simbol kebebasan persFoto: DW/dpa

Mitra Shodjaie dengan cepat mengetik sebuah laporan yang diterimanya dari Iran. Dua orang guru ditangkap, tanpa alasan jelas.

"Saya baru saja menelpon putra salah seorang guru itu. Seharusnya hari Sabtu ia menghadap ke pengadilan, tapi hari ini ia didatangi polisi dan ditangkap.“

Keterangan ini tidak tercantum dalam laporan kantor berita Iran. Dan bagi putra sang guru itu, memberikan wawancara merupakan hal yang amat berbahaya, karenanya seorang pengacara yang menjawab pertanyaan Shodjaie.

Pekerjaan wartawan di Iran sangat dibatasi. Sumber berita yang independen hampir tidak ada dan meminta seorang koresponden untuk melakukan wawancara sangat berbahaya. Karenanya, Mitra Shodjaie dan rekan-rekannya di program bahasa Persia Deutsche Welle menilai internet sebagai sumber informasi yang penting.

"Saya tak bisa membayangkan apa yang akan kami perbuat tanpa internet. Email, Facebook, Twitter, dan sebagainya berperanan penting bagi kami.“

Rooz-Online dan Balatarin termasuk di antara situs-situs internet Iran yang independen. Laporan mengenai kedua guru yang ditangkap itu, tertera juga di situ. Meski begitu semua informasi dari internet harus diteliti kembali dengan seksama. Karenanya, Shodjaie rajin menghubungi teman, para journalis, pengacara dan para aktivis yang berada di Iran.

Deutsche Welle Iran Redaktion Mitra Shodjaie
Mitra Shodjaie di meja kerjanya di Deutsche WelleFoto: DW

Sebelum datang ke Jerman, Mitra Shodjaie sudah sepuluh tahun bekerja sebagai wartawan di Iran. Namun kondisi kerja terus memburuk. Mitra Shodjaie kemudian hengkang dari Iran. Sejak 2004 di Jerman, ia merasa aman, tidak harus takut menghadapi represi. Dengan tegas, ia mengakui kekagumannya terhadap para wartawan yang tetap tegar dan berani bekerja di Iran, terutama setelah demonstrasi di musim panas 2009. Rangkaian peristiwa yang ia ikuti dengan tegang dari Jerman.

Bagi Mitra pilihan untuk meninggalkan negaranya harus dibayar mahal. "Setelah pemilihan umum 2009, kakak perempuan saya ditahan di penjara, dan sayapun tak bisa ke Iran ketika ibu saya meninggal dunia dua tahun lalu. Keluarga dan keponakan saya semua masih menetap di Iran dan saya tak bisa menjenguk mereka. Kondisi mereka membuat saya cemas, tapi itulah harga yang harus saya bayar.“

Bagi Mitra Shodjaie, tanggapan pendengar merupakan penghibur, yang menekankan pentingnya berita independen dari Deutsche Welle bagi banyak orang di Iran. Meskipun pemerintah Iran sering berusaha menyensor dan menghambat siarannya.

Sonja Giller/Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk