1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mubarak Memilih Tinggal di RS Militer

23 Agustus 2013

Diktator terguling Mesir Husni Mubarak dipindahkan dari penjara ke tahanan rumah, dalam sebuah langkah yang tertutupi oleh penumpasan terhadap para pendukung presiden terguling Muhamad Mursi.

https://p.dw.com/p/19UzJ
Foto: Reuters

Bekas orang kuat, yang dipaksa berhenti pada awal 2011, diterbangkan oleh helikopter medis menuju rumah sakit militer, di mana ia masih akan menjalani tahanan rumah sambil menunggu proses persidangan atas tuduhan korupsi dan pembunuhan.

Penggulingan dirinya pada 2011 adalah sebuah momen penting dalam pergolakan demokrasi yang akhirnya membawa kelompok Islamis berkuasa di Mesir selama satu tahun, sebelum akhirnya digulingkan oleh militer bulan lalu.

Dalam situasi berbeda, pemindahan laki-laki 85 tahun itu dari penjara mungkin akan menyebabkan keterkejutan.

Tapi dalam situasi Mesir yang terperosok dalam konflik maut antara pemerintahan yang dibentuk militer dengan kelompok Islamis, pemindahan Mubarak hanya mengundang sedikit ribut-ribut.

Memilih rumah sakit militer

Pengadilan memerintahkan pembebasan Mubarak setelah masa penahanan maksimum habis sebelum vonis dinyatakan telah berlalu, dan Mubarak membayar uang jaminan atas salah satu tuduhan yang ditujukan kepada dirinya.

Ia kini masih akan menghadapi pengadilan atas tuduhan korupsi dan perannya yang menyebabkan kematian para demonstran selama masa revolusi yang menyebabkan ia terguling, yang akan dimulai hari Minggu.

Perdana Menteri Hazem al-Beblawi, memberi kekuasaan kepada pihak berwenang untuk memerintahkan penangkapan atas dasar keadaan darurat, untuk menempatkan Mubarak sebagai tahanan rumah setelah bekas orang kuat itu dibebaskan dari penjara.

Mubarak memilih untuk ditahan di rumah sakit militer, demikian laporan kantor berita resmi MENA.

Keputusan membebaskan Mubarak telah membuat situasi semakin menambah elemen bagi kekacauan politik yang telah mencengkeram Mesir sejak presiden Islamis Muhamad Mursi terguling pada 3 Juli lalu menyusul aksi massa besar-besaran menentang dirinya.

Picu kekerasan sektarian

Lebih dari seribu orang terbunuh sejak beberapa pekan terakhir dalam kekerasan menyusul pembubaran paksa yang dilakukan militer atas kamp demonstran pendukung Mursi di Kairo.

Pemerintah telah menangkap puluhan anggota Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi, termasuk penasihat tertinggi Mohamed Badie -- inilah untuk pertama kalinya pimpinan kelompok itu ditangkap sejak tahun 1981.

Mursi sendiri ditahan di lokasi rahasia dan menghadapi tuduhan terkait peristiwa tahun 2011, saat ia melarikan diri dari penjara yang menyebabkan kematian dan penyiksaan terhadap para demonstran.

Sementara itu, Human Rights Watch mengutuk pemerintah Mesir karena gagal melindungi gereja-gereja yang dirusak para pendukung Mursi. HRW juga mengutuk Ikhwanul Muslimin karena gagal menghentikan hasutan kebencian terhadap umat Kristen.

Kelompok Islamis pendukung Mursi dituduh membakar dan menyerang puluhan gereja, sekolah, toko dan rumah -- yang sebagian besar berada di daerah pinggiran -- milik kelompok minoritas Koptik yang dianggap mendukung penggulingan Mursi.

ab/hp (afp,rtr,ap)