1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mubarak Mundur, Militer Berkuasa

11 Februari 2011

Menurut keterangan wakil presiden Omar Suleiman, Presiden Mesir Husni Mubarak akhirnya mengundurkan diri.

https://p.dw.com/p/10FfX
Demonstran anti-pemerintah mengacungkan sepatu sebagai reaksi atas pidato Presiden Husni Mubarak, Kamis (10/02).Foto: dapd

Setelah sebelumnya ngotot untuk tetap bertahan, Presiden Mesir Husni Mubarak akhirnya mengundurkan diri. Wakil Presiden Mesir Omar Suleiman menagtakan Mubarak menyerahkan kekuasaan kepada angaktan bersenjata.

Semalam, dalam pidato yang diikuti seluruh dunia dengan penuh ketegangan, diktator 82 tahun itu mengatakan ia akan mengalihkan sebagian kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman., tetapi Mubarak tidak bicara tentang mundur.

"Saya menyerahkan kekuasaan kepada wakil presiden, sesuai konstitusi, dan saya yakin, Mesir akan mengatasi krisisnya. Saya tidak akan berpisah dengan Mesir sampai ajal tiba" , kata Mubarak. Ia menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan atau dikte dari luar negeri.

Keputusan Mubarak disambut teriakan marah dan kecewa oleh puluhan ribu warga Mesir di Lapangan Tahrir, pusat Kairo, yang sejak awal menjadi pusat aksi protes. Mereka bertekad memperkuat perlawanan terhadap Mubarak, sampai ia mundur.

Reaksi kecewa juga ditunjukkan negara-negara barat. Presiden AS Barack Obama mengatakan, pernyataan Mubarak bahwa ia akan mengalihkan kekuasaan kepada wakilnya tidak cukup untuk memenuhi tuntutan demonstran akan perubahan demokratis.

Rakyat mesir, kata Obama, tetap tidak yakin bahwa pemerintahnya serius tentang transisi sejati kepada demokrasi.

Menlu Jerman Guido Westerwelle mengatakan, pidato Mubarak tidak menunjukkan perspektif baru dan bukan langkah maju yang ditunggu-tunggu.

"Saya kuatir, pidato ini tidak dapat mendatangkan ketenangan di Mesir. Dan setelah pidato ini, kekuatiran dunia internasional, termasuk Jerman, malah bertambah besar dan bukannya mengecil. Barangsiapa melihat rakyat yang turun ke jalan sekarang, seyogyanya sepakat dengan tuntutan kami bahwa tidak boleh ada kekerasan. Kami mendesak perubahan secara dama", kata Menlu Jerman.

Jumat tengah hari, militer Mesir mengumumkan akan mengamankan jalan menuju pemilu yang bebas dan adil dan sebuah masyarakat yang demokratis.

UU Darurat yang berlaku sejak tiga dekade terakhir akan dicabut berdasarkan pertimbangan situasi. Namun kerangka waktunya tidak disebutkan. Dalam pernyataan yang dibacakan di siaran televisi pemerintah, militer juga menyerukan agar rakyat melanjutkan kehidupan sehari-hari dan aktivitas bisnis seperti biasa.

Pernyataan ini dilihat sebagian pengamat sebagai dorongan terkuat dari militer untuk mengakhiri krisis terburuk dalam sejarah modern Mesir.

Namun, juga merupakan isyarat jelas bahwa militer menghendaki agar demonstran pulang ke rumah masing-masing tanpa terpenuhinya tuntutan utama mereka, yaitu mundurnya Mubarak saat ini juga.

Jumat ini, demonstrasi anti-pemerintah di Mesir memasuki hari ke-18. Para demonstran menyatakan akan berpawai dari di lapangan Tahrir ke istana presiden, yang dijaga dengan sangat ketat. Bentrokan dikuatirkan kembali terjadi.

ap/dpa/rtr/ Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk