1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

"My name is Ban, not James Bond.“

15 Desember 2006

Semenjak pertengahan November, sekjen terpilih PBB Ban Ki Moon semakin percaya diri saat berada di markas besar di New York. Sekarang ia bahkan berani menunjukkan rasa humornya.

https://p.dw.com/p/CPAO
Sekjen Baru PBB, Ban Ki Moon
Sekjen Baru PBB, Ban Ki MoonFoto: picture-alliance / dpa

Sang mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, yang dikenal dengan kesederhaannya ini, telah mulai bekerja di belakang layar. Ia bekerja dengan tim penasehat yang hanya terdiri dari warga Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Ini adalah fakta yang sempat menimbulkan protes di antara negara-negara anggota PBB. Namun bagaimana pun juga, berbeda dengan Kofi Annan, ia memiliki masa transisi yang jelas. Ia dapat mengorganisasi dari awal anggota tim intinya untuk tanggal 1 Januari 2007 mendatang.

Ban menyebut dirinya sebagai seorang optimis yang mencintai keharmonisan. Washington dan Beijing yang banyak mendukung pencalonan Ban, tentu saja akan meminta imbalan berupa posisi puncak dalam timnya. Sementara yang lain, dari Eropa hingga Afrika, baru nantinya akan melihat ke arah mana Ban cenderung berpihak.

Hingga kini, agenda Ban tidak terlalu berbeda dari Annan. Tentu saja Ban melihat dirinya sebagai seorang ahli dalam kasus sengketa Atom dengan Pyongyang, dan tentu saja ia berpendapat bahwa seharusnya PBB tidak ragu-ragu dalam menghadapi masalah di Darfur.

Namun, untuk sementara ini, pria berusia 62 tahun ini ingin melontarkan pandangan secara khusus ke konflik di Timur Tengah. Dalam sengketa Iran, ia ingin menghidupkan kembali kuartet Timur Tengah yang terdiri dari Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB. Ia juga ingin membuat lebih efektif penempatan pasukan PBB.

Tidak hanya janji-janji, namun juga reformasi besar-besaran sepertinya tidak akan dipaksakan keluar dari ruangannya di markas besar PBB. Bentuk nyata dan bukan hanya sebuah visi, ini adalah sinyal yang hendak disampaikan oleh Ban Ki Moon.

Konfrontasi harus menjadi kata asing, namun kebulatan tekad tetap diijinkan. Demikian pendapat pimpinan baru PBB yang percaya diri ini.

"Kalau perlu, saya akan menunjukkan bahwa saya juga bisa keras dan tegas, seperti yang juga telah saya lakukan selama ini.“

Ada satu hal yang sudah pasti. Mulai sekarang akan ada suara baru yang terdengar dari New York.