1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NASA Mulai Penelitian Atmosfir Mars

19 November 2013

Pesawat antariksa tak berawak MAVEN diluncurkan menuju Mars untuk mencari petunjuk mengapa planet tersebut kehilangan suhu hangat dan kandungan air.

https://p.dw.com/p/1AKoB
Foto: Getty Images

Roket putih Atlas V 401 membawa Mars Atmosphere and Volatile EvolutioN (MAVEN) diluncurkan Senin (18/11/13). Pesawat antariksa tak berawak MAVEN seharga 671 juta Euro ini telah memulai perjalanan 10 bulan menuju planet merah. Dua bulan setelah tiba di Mars, misi ilmiah baru dimulai.

Misteri Mars

Penelitian kali ini berbeda dari misi NASA sebelumnya. MAVEN tidak berfokus pada permukaan kering planet Mars melainkan misteri atmosfir lapisan atas. Sebagian besar misi satu tahun MAVEN akan dihabiskan dengan mengelilingi planet sejarak 6000 kilometer. MAVEN juga akan mendekati permukaan Mars hingga sejarak 125 kilometer sebanyak lima kali untuk mengambil data atmosfir dari tingkatan yang berbeda.

Para peneliti menggambarkan misi kali ini sebagai upaya pengungkapan teka-teki akan apa yang terjadi dengan atmosfir Mars milyaran tahun lalu. Planet Mars berubah dari planet yang kaya akan air menjadi gurun yang tandus dan kering. Badan antariksa AS tersebut menambahkan, "MAVEN akan menginvestigasi bagaimana kehilangan atmosfir Mars menentukan sejarah air di permukaan planet tersebut."

Pengerahan Alat Khusus

Ada tiga alat khusus yang digunakan oleh MAVEN dalam eksplorasinya. Pertama alat pengukur angin matahari dan ionosfir yang disebut "Particles and Fields Package" dan dirakit oleh University of California di Berkeley Space Sciences Laboratory.

Alat kedua disebut "Remote Sensing Package" dirakit laboratorium University of Colorado akan menentukan karakteristik global dari atmosir lapisan atas dan ionosfir.

Terakhir, "Neutral Gas and Ion Mass Spectrometer" dirakit oleh Goddard Space Flight Center milik NASA. Alat ini akan mengukur komposisi dan isotop ion.

Hingga 2030

NASA telah mengirimkan serangkaian rover untuk menjelajah permukaan planet merah, termasuk yang terakhir Curiosity yang tiba di Mars tahun lalu. Sementara pesawat antariksa Mars Orbiter yang akan mencari jejak gas metan mungkin akan tiba dua hari setelah kedatangan MAVEN.

Tujuan ilmiah keduanya juga tidak akan saling "bertabrakan". Pesawat peneliti asal India Mars Orbiter akan mencari metan yang bisa membuktikan eksistensi bentuk kehidupan di masa lampau, sementara AS mencari jawaban akan perubahan iklim di planet tersebut.

Penemuan MAVEN diharapkan akan membuka jalan bagi kunjungan manusia ke planet Mars. Mungkin paling dini di tahun 2030, ujar NASA.

vlz/hp (afp, ap)