1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Berniat Tambah Pasukan di Perbatasan Rusia

3 Mei 2016

Sejak lama negara-negara Baltik meminta NATO menambah pasukan di perbatasan timur. Mereka mengkhawatirkan sikap "agresif" Rusia dan takut bernasib serupa seperti Ukraina.

https://p.dw.com/p/1IgsO
Nato-Übung Bundeswehr Polen
Foto: picture-alliance/dpa/K. Nietfeld

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mempertimbangkan rotasi empat batalyon di perbatasan timur Eropa. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, sebagai reaksi atas sikap "agresif" Rusia.

Negara anggota NATO di kawasan Baltik, Estonia, Latvia dan Lithuania, sebelumnya telah meminta penambahan pasukan di wilayahnya. Kekhawatiran meningkat setelah Rusia merebut Semenanjung Krimea dari Ukraina, 2014 silam.

Menurut Carter, empat batalyon NATO akan ditugaskan menjaga negara-negara Baltik dan Polandia. Harian AS, Wall Street Journal, melaporkan jumlah pasukan yang bakal diterjunkan mencapai 4000 personil yang terbagi antara Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lain.

"Ini adalah salah satu opsi yang sedang dibahas," kata Carter di sela-sela kunjungan tiga harinya di Jerman. Kepada kantor berita Reuters seorang perwira militer AS mengaku pihaknya sedang akan memperkuat pengamanan perbatasan timur Eropa untuk mengimbangi ancaman Rusia.

Infografik Russische Anti-Nato-Truppen englisch
Penempatan pasukan oleh Rusia untuk menghalau ancaman NATO. Moskow diyakini memiliki hingga 400.000 pasukan di distrik militer barat

Pemerintah Washington dikabarkan telah meningkatkan anggaran latihan untuk satuan militer yang ditempatkan di Eropa. Carter antara lain dijadwalkan bertemu dengan Jendral Curtis Scaparrotti yang bakal diangkat sebagai panglima militer NATO di Eropa.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan di Senat AS April silam Scaparotti mengritik Rusia yang dinilainya menampilkan "perilaku agresif yang bertentangan dengan nilai internasional dan bahkan kerap melanggar hukum internasional."

rzn/yf (rtr,ap)