1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Cari Dana Bagi Pasukan Afghanistan

20 April 2012

Setelah 2014, Afghanistan membutuhkan dana lanjutan untuk membiayai anggota militer dan polisi negaranya. ISAF dan NATO mencoba mengumpulkannya.

https://p.dw.com/p/14iRI
Foto: DW

Semua ingin memberikan dana. Tapi tidak ada yang mengatakan berapa. Hal yang tidak membantu NATO dalam usaha mendapat kepastian terkait bantuan keuangan bagi pasukan keamanan Afghanistan, pasca penarikan mundur NATO setelah 2014.

Hanya Amerika Serikat yang mengatakan, akan membayar 1,8 milyar Dolar AS per tahun untuk keperluan gaji polisi dan tentara Afghanistan. 1,8 milyar Dolar berikutnya akan datang dari negara-negara lain yang mengirim kontingennya dalam ISAF dan ingin mundur dari Afghanistan hingga akhir 2014.

Sekitar 500 juta Dolar akan dikucurkan oleh pemerintah di Kabul. Sehingga tercapai jumlah sesuai perkiraan kebutuhan, 4,1 milyar Dolar AS per tahun untuk pasukan keamanan Afghanistan. Menteri luar negeri Afghanistan Salmaj Rasul membenarkan, bahwa sistem pendanaan tersebut berlaku selama 10 tahun, hingga 2025.

Tidak ada angka konkrit

Usaha sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengumpulkan dana sepertinya tidak efektif.

NATO Logo
NATOFoto: picture-alliance/dpa

Menteri pertahanan Jerman Thomas de Maizere juga belum mau menyebutkan berapa uang yang akan dikeluarkan pemerintah di Berlin. "Tahun 2015 yang penting adalah pembangunan sipil dan ekonomi. Ini akan diputuskan pada konferensi donor di Tokyo", ujar de Maizere. Ia tidak ingin membayar dua kali bagi militer dan pembangunan sipil. "Kami harus melihat keterkaitannya dulu, baru kami bisa menyebutkan bagian Jerman."

Kemungkinan perpanjangan misi

Menteri pertahanan Afghanistan Abdul Rahim Wardak menyambut rencana ISAF untuk mengalihkan tanggung jawab keamanan sepenuhnya kepada warga Afghanistan hingga akhir 2014. "Awalnya saya skeptis. Tapi sekarang saya percaya ini akan berhasil", kata Wardak.

Tapi tidak ada yang bisa memprediksi, bagaimana perkembangan situasi keamanan selanjutnya. "Mungkin saja konsep ini tidak berjalan. Tapi cukup ada fleksibilitas untuk menyesuaikan jumlah pasukan dengan situasi di lapangan. Kami selalu menuntut dan semua setuju akan selalu meninjau situasi keamanan dan menyesuaikan rencana penarikan dengan realita yang ada." tambah Wardak.

Beberapa negara anggota NATO mungkin juga akan tetap menempatkan pasukan di Afghanistan untuk memastikan keamanan, jika tentara Afghanistan gagal melakukannya. Sejak berbulan-bulan pemerintah Afghanistan menyepakati perjanjian bilateral dengan anggota NATO. "Kami ingin menghindarkan terjadinya vakum kekuasaan di Afghanistan", demikian Wardak. Pecahnya perang saudara setelah ditariknya pasukan Uni Soviet awal tahun 90an tidak boleh terulabg lagi.

Afghanistan Verteidigungsminister Abdul Rahim Wardak
Menteri Pertahanan Abdul Rahim WardakFoto: AP

Bantuan Rusia dan Cina

Apakah setelah 2014 ada misi lanjutan NATO di Afghanistan atau tidak, dan apakah akan ada mandat baru dari PBB, kemungkinannya masih terbuka. Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov memandang kritis penempatan pasukan asing di Afghanistan atau kawasan tersebut.

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen meminta Rusia untuk terlibat secara konstruktif. "Kita tidak boleh membiarkan Afghanistan begitu saja dan meninggalkan vakum keamanan. Kita harus memastikan pasukan Afghanistan kuat yang bisa memastikan keamanan setelah 2014", kata Rasmussen.

Karena itu ia menyerukan kepada sebanyak mungkin negara untuk membantu pendanaan 230.000 tentara dan polisi. "Tidak hanya NATO atau ISAF yang harus merasa bertanggung jawab. Kami juga menyambut dana dari Rusia, Cina dan mitra internasional lain."

Pakistan juga dibutuhkan

Kunci keberhasilan penarikan pasukan ISAF dan serah terima pertanggung jawaban ke pasukan Afghanistan juga amat tergantung pada negara tetangga Pakistan. Diplomat NATO saat ini bernegosiasi dengan Pakistan tentang dibuka kembalinya rute penting ke Samudera Hindia yang dibutuhkan bagi jalur transport pasukan, kendaraan militer dan kontainer,

Zerstörtes ehemaliges Anwesen von Osama Bin Laden in Abbottabad Pakistan
Bekas rumah persembunyian Osama Bin Laden di Abbottabad PakistanFoto: picture alliance/dpa

"Pakistan harus memainkan peran positif, jika kita tidak hanya ingin memastikan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan melainkan di seluruh wilayah", kata sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen. Untuk itu, Pakistan harus bersikap lebih keras memerangi terorisme di negaranya sendiri, serta kelompok radikal dari negara tetangga yang memanfaatkan Pakistan sebagai tempat bersembunyi.

Namun, masih menurut Rasmussen, aksi militer NATO di Pakistan untuk melawan teroris tidak direncanakan. Apakah masih akan ada kesatuan anti teror di Afghanistan setelah 2014, juga belum diputuskan.

Rencana penarikan pasukan ISAF juga hanya berfungsi, jika Rusia dan negara-negara Asia Tengah tetap membuka rute transitnya. Rusia tidak keberatan, ujar menlu Rusia Lavrov. Namun, di waktu bersamaan ia juga menuntut agar Rusia lebih dilibatkan dalam penarikan keputusan mengenai Afghanistan.

Bernd Riegert / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Agus Setiawan