1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240210 NATO USA

24 Februari 2010

Ancaman yang dihadapi dunia sekarang lebih difus. NATO hendaknya mulai menyoroti sejumlah masalah yang muncul dari jajarannya sendiri dan jangan menunggu sampai strategi baru NATO diluncurkan.

https://p.dw.com/p/MAB7
Simbol: NATO dalam masalah?

Pakta Pertahanan Atlantik Utara digagas untuk menjaga integritas wilayah negara anggotanya. Tapi realita di abad ke-21 menyebabkan kawasan operasi NATO sudah berubah, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton. "Banyak ancaman yang kita hadapi sekarang sudah melampaui batas-batas negara. Baik saat kita menghadapi perompak, terorisme atau penyelundupan senjata. Kita harus siap untuk memerangi bahaya baru, terlepas dari lokasi munculnya ancaman."

Strategi baru NATO dimaksudkan untuk menjawab tantangan ini. Kebijakan baru NATO terutama fokus pada upaya defensif untuk menghadapi serangan internet terhadap negara atau infrastruktur tertentu. Perang di dunia maya menunjukkan bahwa sarana militer yang ada tidak selalu memadai untuk menghadapi ancaman bahaya.

Menteri Luar Negeri AS Clinton mendesak agar NATO juga mengambil alih tanggung jawab sipil. Jika ingin berhasil di Afghanistan misalnya, NATO harus mengembangkan mekanisme baru guna memanfaatkan kapasitas sipil yang dimiliki negara anggotanya, demikian tandas Clinton

Menteri luar negeri AS secara tegas menyatakan dukungan bagi NATO dan targetnya, yaitu: melindungi negara anggota, menguatkan hubungan transatalantik serta menjaga upaya integrasi Eropa. Menteri luar negeri AS menyebut NATO sebagai 'aliansi paling sukses dalam sejarah'. Kepada Russia, Clinton mengatakan bahwa perluasan NATO ke Eropa Timur bukan ancaman bagi Russia. NATO hendak bekerja sama lebih erat dengan Moskow. Meski begitu, "Amerika Serikat tidak merasa bahwa dibutuhkan perjanjian baru. Kami yakin bahwa diskusi mengenai keamanan Eropa perlu dilakukan dalam kerangka OECD dan Dewan NATO dan Rusia," dikatakan Clinton.

Menteri Pertahanan AS Robert Gates menegaskan, ancaman yang dihadapi dunia sekarang lebih difus daripada dalam puluhan tahun sebelumnya. NATO hendaknya mulai menyoroti sejumlah masalah yang muncul dari jajarannya sendiri dan jangan menunggu sampai strategi baru NATO diluncurkan. Gates juga mengkritik bahwa NATO kekurangan dana.

Anggaran untuk pertahanan negara anggota terus turun. Padahal dalam lima tahun terakhir, NATO beberapa kali melakukan misi di luar wilayah aliansi ini. Gates mengatakan, dari 28 negara anggota hanya lima yang anggaran pertahanannya mencapai dua persen Produk Domestik Bruto. Pemangkasan anggaran ini merupakan perwujudan tren budaya dan politik saat ini, kata Gates.

Gates menambahkan, dampak kurangnya peralatan militer dan dana NATO mulai terasa di Afghanistan. Padahal, NATO terlibat perang di sana, tegas menteri pertahanan Amerika Serikat ini.

Di Eropa, misi Afghanistan sengit diperdebatkan. Peristiwa terakhir yang membuktikan betapa terpecah belahnya Eropa karena misi Agfhanistan adalah ambruknya koalisi pemerintahan di Belanda. Sebagian anggota kabinet menuntut agar pasukan Belanda ditarik dari Afghanistan, sebagian lagi mendukung perpanjangan misi selama setahun.

Karena itu, satu pertanyaan penting yang harus diperhatikan dalam perumusan strategi baru NATO menurut mantan Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright. "Apakah NATO berhasil mendapatkan dukungan publik, baik itu di dalam maupun di luar batas negara anggota. Ini tidak bisa dianggap enteng."

Albright akan mengajukan rancangan bagi strategi baru NATO yang dirumuskan komisi pakar kepada Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen selambatnya 1 Mei mendatang. Rasmussen lalu mengodoknya dan memperkenalkan strategi baru NATO saat pertemuan puncak di Lisabon musim gugur ini.

Christina Bergmann/Ziphora Robina

Editor: Yuniman Farid