1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Ambang Industri Kini Pimpin Ekonomi Dunia

29 Januari 2010

Tidak seperti krisis terdahulu, kini negara-negara seperti India, Cina dan negara ambang industri lainnya, yang justru membantu dunia keluar dari krisis.

https://p.dw.com/p/Lmy3
Gambar simbol, industri dan ekonomi Cina yang terus tumbuh dengan pesatFoto: DW-Montage

Azim Prenji adalah pendiri dan pemimpin Wipro, perusahaan IT terbesar ke dua di India dengan 100 ribu karyawan, dengan sirkulasi uang lebih dari 2 miliar Euro per tahunnya. Di masa depan tidak akan ada wartawan ekonomi lagi yang tidak kenal Premji. Karena negara-negara seperti India, Brasil atau Malaysia menjadi semakin penting, terutama setelah krisis ekonomi.

Pemimpin Wipro, Azim Prenji, menjelaskan alasannya. “Di negara-negara ambang industri, jumlah penduduk di bawah 14 tahun lebih besar dari jumlah penduduk di atas 14 tahun. Ini artinya kesempatan besar di bidang ekonomi bagi negara-negara tersebut, dan tentu bagi masyarakatnya secara umum.”

Pendapat ini juga didukung Joseph Ackermann, banker terkemuka Jerman. Ia mengatakan dengan jelas: jangan anggap enteng negara-negara ambang industri. “Saya optimis sekali mengenai wilayah dunia ini. Menurut saya, kita akan mengalami pertumbuhan pesat di negara-negara ambang industri dan ini juga akan membantu kita di negara-negara industri.“

Ini juga diramalkan oleh Dana Moneter Internasional, IMF. Organisasi ini juga memperkirakan, negara-negara ambang industrilah yang akan menyelamatkan perekonomian dunia dari krisis.

Perekonomian negara-negara ambang industri adalah yang paling terpukul dalam krisis sebelumnya, kini yang terjadi sebaliknya. Untuk itu ada sejumlah alasan yang berbeda. Di satu sisi, negara-negara seperti India dan Malaysia tidak menempatkan perbankan sebagai prioritas utamanya, seperti yang dilakukan Inggris dan Amerika Serikat. Di sisi lain, pemerintah negara-negara ini belajar dari krisis sebelumnya dan kini lebih tahan terhadap krisis. Dengan begitu krisis ekonomian dapat mengubah keseimbangan dunia secara mendasar, demikian dikatakan Peter Sands, manajer bank Standard Chartered di Inggris.

"Krisis telah mempercepat pergantian kekuasaan ekonomi dunia. Singkatnya, dari barat ke timur. Dapat dikatakan, dari negara-negara yang dulunya berutang dan mengkonsumsi, ke negara yang hemat dan berproduksi," lebih lanjut dikatkan Peter Sands.

Dengan kata lain, terjadi pergantian kekuasaan ekonomi, dari Amerika Serikat yang merupakan negara pengimpor dan pengutang terbesar kepada India dan Cina. Karena perilaku perdagangan luar negeri negara-negara ini juga berubah. Negara-negara ambang industri dulunya mengekspor barang-barang murah ke negara Barat, tapi kini permintaan dalam negeri mereka juga meningkat.

Peningkatan permintaan dalam negeri, seperti misalnya di India, juga disebabklan oleh menguatnya perekonomian kalangan menengah di negara ini. Mereka yang awalnya melaju dengan sepeda motor, kini mampu membeli mobil murah produksi perusahaan Tata.

Tapi India masih juga harus menangani masalah, seperti tidak adanya jaminan sosial dan kesejahteraan yang tidak merata. Meski perekonomian kalangan menengah India menguat, realitas sosial, seperti jurang kemiskinan antara kasta terendah dan kaum kasta tertinggi yang kaya raya. Pada akhirnya, negara-negara ambang industri masih memiliki pekerjaan rumah untuk mengurangi perbedaan sosial dalam negerinya.

Manfred Götzke/Luky Setyarini

Editor: Yuniman Farid