1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KriminalitasJerman

Nenek Jerman Usia 95 Tahun Jebak Balik Penipunya

Melissa Sou-Jie Van Brunnersum
7 Agustus 2020

Polisi Hamburg peringatkan warga senior untuk berhati-hati terhadap penipuan lewat telepon yang semakin sering. Namun seorang perempuan pensiunan dengan cerdik menjerat orang yang berusaha membodohinya.

https://p.dw.com/p/3gWK5
Gambar ilustrasi telepon pintar
Gambar ilustrasi telepon pintarFoto: picture-alliance/dpa/D. Karmann

Seorang penipu berhasil ditangkap pihak berwenang setelah targetnya, seorang nenek berusia 95 tahun di Rahlstedt, Hamburg, memberi tahu polisi bahwa ada telepon yang memintanya untuk menyerahkan sebesar uang ribuan euro, demikian menurut laporan pihak kepolisian Hamburg, Jerman.

Nenek pensiunan itu pada hari Selasa (04/08) menerima panggilan telepon dari seorang perempuan yang mengaku-aku sebagai temannya. Perempuan itu mengatakan dirinya tengah berada di rumah sakit karena terinfeksi virus corona dan sangat membutuhkan uang sebesar 30.000 euro atau lebih dari 500 juta rupiah untuk ventilator.

Perempuan tua itu dengan cepat menyadari bahwa telepon yang baru saja ia terima itu adalah upaya penipuan. Ia pun ikut bermain dalam skenario penipu dan mengatakan akan mengambil uang sebesar 20.000 euro atau sekitar 345 juta rupiah dari tabungannya di bank.

Tanpa diketahui oleh sang penelepon, pensiunan itu kemudian meminta asisten pengurusnya untuk memberi tahu polisi yang segera tiba di rumahnya. Polisi itu ikut mendengarkan percakapan di telepon dan memberi tahu apa saja yang perlu ia katakan untuk menjerat sang penipu.

Penipu itu lantas meminta lebih banyak uang lagi, dan sang nenek menjanjikan akan memberikan uang sebesar 11.000 euro. Setelah panggilan berakhir, sang nenek kemudian menerima lebih banyak panggilan telepon dari sejumlah penipu yang lagi-lagi meminta uang.

Dari polisi, petugas medis hingga karyawan bank palsu

Kejadian ini mendorong polisi Hamburg untuk mengeluarkan peringatan tentang penipuan lewat telepon yang kian marak terjadi di Jerman. "Sayangnya, kasus-kasus seperti ini terus terjadi. Para pelaku telah terlatih dan sangat terampil. Kerugian besar, kadang-kadang bersifat eksistensial, selalu terulang lagi."

Tidak lama setelah telepon penipuan yang pertama, seorang pria berpura-pura menjadi polisi mengunjungi rumah nenek itu. Polisi gadungan itu mengaku tengah berpatroli dan menanyakan apakah ada petugas polisi di gedung tempat tinggalnya. 

'Schneider' – nama yang dipakai oleh polisi gadungan itu - mengatakan kepada sang nenek bahwa dia telah menerima peringatan dari bank tentang adanya upaya penarikan uang tunai dalam jumlah besar. Agar lebih membuat nenek itu takut, polisi gadungan itu mengatakan bahwa mungkin akan dilakukan penyelidikan atas dugaan pelanggaran pajak.

Selanjutnya, ada telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pegawai bank, meminta pensiunan berusia 95 tahun itu untuk mengonfirmasi apakah dia telah melakukan transfer dalam jumlah besar. 

Penelepon asli kemudian menelepon wanita tua itu sekali lagi, dan mengatakan akan ada ‘pegawai’ rumah sakit yang datang ke rumahnya untuk mengambil uang. Dia menyuruh pensiunan untuk memasukkan uang itu ke dalam amplop. Selama waktu ini, penyelidik khusus yang tengah bersiaga melihat seorang pria keluar dari taksi dan berjalan menuju rumah nenek itu.

Ketika para penyelidik mengawasi, wanita tua itu menyerahkan sebuah amplop kepada pria itu. Petugas kemudian menangkap pria itu, seorang warga negara Slovakia berusia 47 tahun. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung.

"Waspada terhadap orang-orang yang berpura-pura menjadi kerabat atau kenalan di telepon ... Jangan biarkan diri Anda ditekan bahkan jika terjadi keadaan darurat ... Tutup telepon bila timbul keraguan sekecil apa pun!" Polisi Hamburg menegaskan dalam sebuah pernyataan.

(ae/yp)