1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Neraka Logistik Pemilu Indonesia

8 Juli 2014

Logistik menjadi tantangan terbesar setiap kali Indonesia menyelenggarakan pemilihan umum. KPU perlu mencari akal buat bisa mendistribusikan kotak suara ke tempat-tempat terpencil.

https://p.dw.com/p/1CYB7
Indonesien Wahlen Parlamentswahlen Wahllokal in Jakarta
Foto: Reuters

Dengan membopong kotak suara di pundaknya, belasan anggota suku Dayak mendaki bukit dan menembus hutan untuk mencapai kawasan terpencil di Kalimantan. Keberadaan mereka adalah untuk memastikan bahwa penduduk di desa-desa terpencil sekalipun bisa ikut serta dalam pesta demokrasi, 9 Juli.

Kalimantan adalah salah satu contoh neraka logistik yang dihadapi oleh Komisi Pemilihan Umum ketika menggelar pemungutan suara di Indonesia, negara kepulauan yang menaungi 6000 pulau berpenghuni dan tersebar sepanjang 5150 kilometer dari timur ke barat.

Persiapan selama berbulan-bulan mencapai titik kulminasi dalam operasi selama sepekan untuk membawa kotak suara ke kantong-kantong penduduk. Dengan kapal cepat, menggunakan kuda buat menembus jalur terjal di pegunungan, diangkut dengan helikopter atau pesawat kecil.

Letak Geografis

Secara keseluruhan KPU menyiapkan 480.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebanyak 190 juta pemilih diajak untuk menggunakan suaranya, kebanyakan bertempat di pulau Jawa. Tapi bagi sebagian lain yang tinggal di pedalaman Kalimantan atau di tengah pegunungan di timur Papua, pemungutan suara tidak pernah mudah.

"Letak geografis selalu menjadi masalah," kata Jurubicara KPU, Arief Priyo Susanto. "Kami mendistribusikan logistik pertama-tama ke wilayah terpencil dan yang paling sulit diakses."

Ke-15 anggota Dayak yang mengangkut kotak suara di Kalimantan menghadapi perjalanan kaki selama dua hari, melewati gunung, menerobos hutan demi mencapai desa Juhu - satu desa terpencil dari ribuan yang lain.

rzn/hp (afp,rtr)