1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Nobel untuk Realisme Halusinasi Mo Yan

11 Oktober 2012

Penulis Cina Mo Yan memenangkan hadiah Nobel untuk bidang kesusasteraan 2012. Panitia Nobel hari Kamis (11/10) memberi penghargaan kepada penulis yang mereka sebut memiliki kualitas “realisme halusinasi”.

https://p.dw.com/p/16Nqc
Foto: picture alliance/dpa

Penulis Cina Mo Yan memenangkan hadiah Nobel untuk bidang kesusasteraan 2012. Panitia Nobel hari Kamis (11/10) memberi penghargaan kepada penulis yang mereka sebut memiliki kualitas “realisme halusinasi”.

Para juri memuji karya Mo Yan yang memiliki gaya “realisme halusinasi” dan menggabungkan cerita rakyat, sejarah dan kehidupan masa kini.

Penderitaan Sebagai Inspirasi

Mo Yan lahir dari keluarga petani. Dia meninggalkan sekolah semasa “Revolusi Kebudayaan“ untuk bekerja di sebuah pabrik minyak. Kehidupannya begitu miskin saat itu sehingga dia sering terpaksa makan kulit pohon dan gulma untuk bertahan hidup.

Mo Yan, yang kini berusia 57 tahun, menjadikan penderitaan yang dia alami itu sebagai inspirasi atas karyanya yang bicara tentang korupsi, dekadensi dalam masyarakat, kehidupan di desa serta program keluarga berencana paksa di Cina.

“Kesepian dan lapar adalah keberuntungan dalam penciptaan“, kata pengarang Red Shorgum itu suatu ketika. Mo Yan adalah penulis yang sering digambarkan sebagai “salah satu yang paling terkenal, sering dilarang dan dikenal luas banyak dicontek oleh para penulis Cina”.

Sosok Penuh Kontradiksi

Beberapa karyanya yang dilarang pemerintah Cina antara lain “Payudara Besar dan Pinggang Lebar” serta “Republik Wine”. Meski sejumlah karyanya dilarang, namun beberapa penulis lain menganggap Mo Yan “terlalu dekat“ dengan Partai Komunis Cina.

Karya Mo Yan sebagian besar berisi komentar sosial, dan dia sangat terpengaruh dengan kritik politik Lu Xun serta realisme magis ala Gabriel Garcia Marquez.

Mempesona, penuh kompleksitas dan sering berisi gambar kekerasan, Mo Yan menyedot pembaca ke dalam kisahnya tentang rangkaian perubahan semesta yang mengganggu sekaligus cantik. Mo menggunakan fantasi dan satir dalam banyak bukunya, yang diberi label oleh media yang pro pemerintah Cina sebagai "provokatif dan vulgar".

Jangan Bicara

Mo Yan sangat produktif. Dia menulis novel terakhirnya yang berjudul “Kehidupan dan Kematian yang Membuat Saya Lelah” hanya dalam waktu 43 hari. Dia menuliskan lebih dari 500 ribu karakter dalam naskah asli novel itu di atas kertas tradisional Cina dengan menggunakan pena bulu yang dicelupkan ke dalam tinta.

Mo Yan telah menerbitkan puluhan cerita pendek dan novel di Cina. Novel pertamanya adalah “Hujan Turun di Malam Musim Semi” yang dipublikasikan pada tahun 1981.

Mo Yan dalam bahasa Cina artinya “Jangan Bicara” adalah sebuah nama pena. Nama aslinya adalah Guan Moye. Dia mengaku memilih nama pena itu untuk mengingatkan dirinya sendiri agar tidak terlalu banyak bicara, karena dia dikenal sebagai orang yang sering bicara terbuka, sesuatu yang tidak bisa diterima dengan baik di Cina.

(AB/ EK) ap, afp, rtr