1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Ajak Mulai Era Baru

24 September 2009

Dalam pidato pertamanya di depan sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menandaskan, dunia harus bergerak menuju era baru, berdasarkan kepentingan bersama dan saling menghormati.

https://p.dw.com/p/Jo4P
Obama ketika menyampaikan pidatonya di depan Sidang Umum PBB di New YorkFoto: AP

Pidatonya yang kemudian mendapatkan dukungan dari Presiden Rusia Dmitri Medvedev, merupakan penolakan yang tegas terhadap politik yang dijalankan pendahulunya, George W. Bush. Ditambahkannya, setiap negara mempunyai pilihan, apakah akan terus diseret masalah yang akut atau secara bersama menghadapinya.

"Terdapat empat pilar untuk menata masa depan anak-anak kita, yakni, tidak menyebarluaskan senjata atom dan melakukan perlucutan senjata, menciptakan perdamaian dan keamanan, melindungi planet kita dan menciptakan tatanan ekonomi global, di mana setiap orang memiliki peluang yang sama,“ lanjut Obama dalam pidatonya.

Kepada Iran dan Korea Utara, Presiden Barack Obama memperingatkan, kedua negara harus memikul tanggung jawab, bila tidak mentaati hukum internasional. Hal ini dikaitkannya dengan pertikaian masalah atom dengan kedua negara tersebut. Hukum internasional, jangan sampai hanya menjadi janji kosong.

US-Präsident Obama vor der UN-Vollversammlung
Foto: AP

Sementara itu dalam konflik Timur Tengah, Presiden Barack Obama melihat adanya kemajuan, setelah sebelumya melakukan pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu. Tapi ia memperingatkan Israel dan Palestina, "Kami terus menuntut agar Palestina menghentikan provokasi terhadap Israel. Dan Amerika Serikat tidak mengakui legitimasi berlanjutnya pemukiman Yahudi.“

Sementara itu, ketika Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyampaikan pidatonya yang dengan pedas mengecam Israel, wakil dari Amerika Serikat, Jerman dan negara Eropa lainnya meninggalkan ruang sidang. Sementara ratusan orang di luar gedung melancarkan aksi demonstrasi menentang kehadirannya. Presiden Ahmadinejad mengatakan, tidak dapat diterima, bila kelompok minoritas di bidang politik, ekonomi dan budaya, mendominasi bagian besar dunia, dan menciptakan perbudakan bentuk baru. Presiden Mahmud Ahmadinejad juga menyebut tindakan Israel terhadap Palestina sebagai tidak manusiawi.

Pimpinan revolusi Libya, Muammar al Khadaffi, dalam pidatonya menuntut dihapuskannya hak veto di Dewan Keamanan, karena dinilainya tidak berdasarkan piagam PBB. Khadaffi ketika berpidato secara simbolis menyobek piagam PBB. Ia juga dengan tegas menolak penambahan anggota tetap Dewan Keamanan.

Sebagian besar pembicara di depan sidang umum PBB menyebut PBB sebagai sebuah lembaga yang penting untuk mengatasi krisis ekonomi, mencegah perubahan iklim, serta untuk menciptakan dunia yang aman, damai dan adil. Pada pembukaan sidang umum, Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan, “Sekarang adalah saatnya untuk kembali memperbarui semangat multilateral dan bertindak atas nama PBB. Bersatu mencapai tujuan dan bersatu dalam menanganinya.

Christina Bergmann/Asril Ridwan

Editor: Agus Setiawan