1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama dan Ban Peringatkan Korea Utara

12 April 2013

Presiden AS, Barack Obama dan Sekjen PBB, Ban Ki moon memperingatkan keras Korea Utara untuk menghentikan retorik perangnya. Obama juga menegaskan, jika terpaksa dapat melakukan segala tindakan yang diperlukan.

https://p.dw.com/p/18Ei5
Barack Obama mit Ban Ki-moonFoto: Reuters

Walaupun melontarkan peringatan keras, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menegaskan, akan melakukan upaya diplomatik untuk solusi krisis. "Tidak ada yang menghendaki pecahnya konflik di semenanjung Korea", kata Obama setelah bertemu Ban di Washington Kamis (11/4).

Nordkorea Konflikt Japan Patriot Raketen
AS siagakan penangkis rudal patriot di Korsel dan Jepang.Foto: Reuters

Obama juga menegaskan, Korea Utara hendaknya bersikap seperti negara-negara lainnya di dunia, mematuhi aturan dan norma-norma mendasar.

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki moon juga menyatakan amat cemas terkait retorika perang dari Pyongyang. Ban dalam kesempatan itu mengimbau Cina, untuk memainkan pengaruhnya terhadap pimpinan Korea Utara, untuk meredakan ketegangan.

Sebelumnya para menteri luar negeri kelompok G-8 yang terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Russia dan AS mengecam keras aktivitas nuklir terbaru di Korea Utara. "Itu merupakan pelanggaran nyata atas resolusi Dewan Keamanan PBB." Para menlu G-8 juga memperingatkan Korea Utara untuk menghentikan provokasi perangnya.

Rudal Nuklir

Nordkorea Rakete Militärparade ARCHIVBILD 2010
Korea Utara pamerkan rudal terbarunya dalam parade militer terbaru.Foto: picture-alliance/dpa

Para petinggi kementrian pertahanan Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam kesempatan terpisah juga menepis laporan terbaru intelijen Pentagon mengenai rudal nuklir Korea Utara. Sebelumnya Pentagon mengklaim, Pyongyang sudah memiliki bom atom yang bisa dipasang sebagai hulu ledak peluru kendali.

Laporan intelijen itu memang menyebutkan, kemungkinan pemilikan bom atom oleh Korea Utara mungkin tidak benar. Walaupun begitu, ini merupakan publikasi yang pertama kalinya evaluasi intelijen AS, mengenai kemungkinan senjata atom Korea Utara.

Sebelumnya, Korea Selatan menaikkan status siaga militer ke tingkat siaga 3, menanggapi laporan adanya manuver pemindahan peluncur roket di utara. Pemancar televisi Korea Selatan KBS, dengan mengutip keterangan petinggi militer melaporkan, kemungkinan Korea Utara akan melancarkan ujicoba rudal secara simultan.

Seoul dan Washington disebutkan siap mengantisipasi ujicoba rudal Pyongyang, yang diduga akan dilancarkan bersamaan ulang tahun bapak pendiri negara, mendiang Kim il Sung hari Senin (15/4).

as/dk (rtr,afp,ap)