1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama dan Putin Beda Pendapat Soal Solusi Suriah

29 September 2015

Pertemuan Obama dan Putin diwarnai perbedaan pendapat amat tajam terkait pemecahan krisis Suriah. Namun kedua tokoh politik itu menyatakan siap jalin koalisi untuk gempur ISIS di Suriah.

https://p.dw.com/p/1Gf5I
Obama Putin: Das Treffen am Rande der UN-Vollversammlung
Foto: picture-alliance/dpa

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pertemuan dengan presiden AS Barack Obama itu sebagai sangat konstruktif. Putin mengatakan seusai pertemuan, ia bersama Obama mendiskusikan kesiapan kedua pihak menjalin koalisi untuk serangan militer yang dipimpin Amerika terhadap posisi Islamic State-ISIS di Suriah. Namun presiden Rusia itu kembali menegaskan, masa depan Suriah harus ditentukan sendiri oleh rakyatnya, bukan oleh politisi di luar negara tersebut. Dengan tu, Putin mengritik posisi Obama yang tetap menghendaki digulingkannya pemerintahan di bawah presiden Bashar al Assad.

Dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB, Obama juga sudah menegaskan, ia siap menjalin kerjasama dengan Rusia mencari solusi untuk mengakhiri perang saudara di Suriah. Namun presiden Obama sekali lagi menegaskan rencana Amerika bagi transisi terarah di Suriah, dengan target melengserkan presiden Assad.

Menanggapi pertemuan antara Putin dengan Obama di sela-sela Sidang Umum PBB, stasiun TV kanal satu Jerman ARD menyebut, hal itu merupakan langkah kecil pendekatan diantara kedua tokoh politik puncak. Namun perbedaan pendapat diantara kedua kepala negara itu tetap amat besar. Juga muncul spekulasi, di belakang layar sudah dibicarakan nasib presiden Suriah, Bashar al Assad.

Harian Jerman die Zeit melaporkan: seusai pertemuan dengan Obama, Putin menegaskan tidak tertútup kemungkinan aksi militer bersama AS dan Rusia berupa serangan udara dalam memerangi Islamic State-ISIS. Namun, presiden Rusia itu kembali menegaskan tidak akan mengirim pasukan darat untuk memerangi ISIS.

Perbedaan pendapat yang amat tajam antara Putin dan Obama dalam memecahkan krisis yang telah menewaskan 250.000 rakyat Suriah itu mengindikasikan betapa sulitnya mencari solusi yang tepat untuk mengakhiri perang saudara yang mencabik negara tersebut.

as/vlz (afp,ap,dpa,rtr)