1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kenang Serdadu Tewas dalam Perang di Afghanistan

Christa Saloh-Foerster7 Oktober 2011

Sepuluh tahun setelah dimulainya operasi militer di Afghanistan, Presiden AS Obama berbicara tentang "korban dasawarsa" AS. Sementara Karzai menilai upaya Afghanistan sendiri dan internasional bagi keamanan gagal.

https://p.dw.com/p/12o3U
President Barack Obama speaks at the Libya Contact Group Meeting at the UN Building, Tuesday, Sept., 20, 2011. (Foto:Pablo Martinez Monsivais/AP/dapd)
Presiden AS Barack ObamaFoto: dapd

Presiden AS Barack Obama mengenang sekitar 1800 pahlawan AS dan juga tentara pasukan NATO-ISAF dan militer Afghanistan yang gugur dan telah memberikan pengorbanan ultimatif bagi keamanan internasional dan kebebasan di Afghanistan. Secara keseluruhan, lebih dari 2700 tentara asing tewas di Hindukush, di antaranya 52 anggota militer Jerman, Bundeswehr. Menurut penelitian Universitas Brown di Amerika, lebih dari 33.000 tentara, pemberontak dan warga sipil yang terbunuh dalam perang selama sepuluh tahun terakhir.

Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Inggris, BBC, Presiden Afghanistan, Karzai mengeluh bahwa pemerintahannya dan pasukan NATO tidak berhasil menciptakan keamanan bagi rakyat Afghanistan. Karzai kembali menegaskan kesediaannya untuk berunding dengan kelompok radikal Taliban. Namun harapan atas penyelesaian politik kandas akhir September lalu, setelah mantan Presiden Afghanistan, Burhanuddin Rabbani tewas dalam serangan bunuh diri. Rabbani sebelumnya ditugaskan untuk melakukan pembicaraan perdamaian.

A flag-draped casket containing the remains of U.S. Army Sergeant First Class Nathan Ross Chapman, 31, is carried off a U.S. Air Force C-5 aircraft by a U.S. Army honor guard detail at Ramstein Air Base, Germany, Saturday, Jan. 5, 2002. Chapman was killed Jan. 4 by small arms fire in an ambush in Afghanistan. (AP Photo/U.S. Air Force/Airman 1st Class Tia Deatrick)
Pemulangan jenazah serdadu AS dari AfghanistanFoto: AP

2014 Tahun menentukan

Sebagai reaksi serangan 11 September 2001, Presiden AS saat itu, George W. Bush memerintahkan untuk melancarkan serangan militer terhadap Taliban yang memberikan perlindungan bagi jaringan teror Al Qaida. 7 Oktober 2001 militer AS melancarkan serangan udara pertama di Afghanistan. Beberapa minggu kemudian Taliban dijatuhkan. Akhir 2001 NATO mengirimkan misi ISAF untuk mendukung pembangunan kembali Afghanistan dan menjamin keamanan.

Sementara AS mulai 2003 memusatkan perhatian pada perang Iran, Taliban muncul kembali setelah bersembunyi di wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan, dan mulai melancarkan perlawanan berdarah. Setelah meningkatkan jumlah tentaranya, NATO merencanakan untuk menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada Afghanistan selambatnya hingga akhir 2014, dan akan menarik semua pasukan tempur. Saat ini sekitar 140.000 tentara asing ditempatkan di Hindukush, termasuk sekitar 4.900 tentara Bundeswehr.

Soldaten der Bundeswehr halten am spaeten Mittwoch, 22.Oktober 2008, auf dem Flughafen in Zweibruecken einen Sarg mit den sterblichen Ueberresten eines Soldaten, der am vergangenen Montag bei einem Anschlag in Afghanistan getoetet wurde. (AP Photo/Klaus Schneider, Bundeswehr) --- In this photo released by the German Bundeswehr soldiers of the German army Bundeswehr hold a coffin of a German soldier at the airport of Zweibruecken, southern Germany, Wednesday, Oct. 22, 2008. Two soldiers were killed in a suicide attack last Monday in Afghanistan. (AP Photo/Klaus Schneider, Bundeswehr)
Jenazah serdadu Jerman yang gugur di AfghanistanFoto: AP

Penarikan yang bertanggung jawab

Hari Jumat (7/10) di Washington, Obama menjanjikan akan mengakhir operasi di Afghanistan dengan cara yang bertanggung jawab. Ia menambahkan, di Afghanistan dan di tempat lain Amerika telah menunjukkan bahwa mereka tidak dan tidak akan pernah berperang dengan Islam. Amerika adalah mitra orang-orang yang mencari keadilan, martabat dan kesempatan, tambah Obama.

Sementara itu, sehubungan dengan pengumuman penarikan pasukan asing tahun 2014, Taliban menyebut tahun itu sebagai kemenangan operasi Jihad yang ditingkatkan. Taliban menuding "para penjajah Amerika" sebagai orang yang tidak kenal ampun dan kejam.

Christa Saloh/dpa/afpd/afpe

Editor: Luky Setyarini