1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Kritik Kegagalan Sistem Keamanan

30 Desember 2009

Presiden Barack Obama melontarkan kritik tajam terhadap pejabat keamanan AS khususnya dinas rahasia, setelah percobaan serangan teror yang gagal terhadap sebuah pesawat terbang Amerika tujuan Detroit.

https://p.dw.com/p/LHM7
Foto: AP

Jelas terlihat adanya kegagalan dalam sistem keamanan negara. Juga terdapat kelalaian manusia, berupa diabaikannya peringatan bahaya, kata Obama.

Dalam pidatonya yang kedua menanggapi kasus ini, yang disampaikan di basis militer dekat tempat peristirahatannya di Hawai Obama menerangkan: “Telah diungkapkan secara luas, bahwa ayah tersangka pelaku sudah melaporkan pandangan ekstrimisme dari anaknya kepada para pejabat AS di Afrika. Sekarang terbukti bahwa informasi ini beberapa minggu lalu juga telah disampaikan kepada komponen dinas rahasia. Akan tetapi tidak didistribusikan lagi secara efektif, agar nama pelaku dicantumkan dalam daftar larangan terbang.“

Obama mengritik terjadinya gabungan kesalahan sistemik dan kelalaian manusia. Kesalahan sistemik itu samasekali tidak dapat diterima. Karena dengan itu muncul potensi bencana dalam keamanan dalam negeri AS. Dengan itu, juga dipertaruhkan banyak jiwa manusia.

Stasiun televisi AS CNN melaporkan, bahwa dinas rahasia AS -CIA tidak mengolah lebih lanjut informasi yang diperoleh dari ayah pelaku. Menanggapi terdapatnya kelemahan dalam sistem keamanan dalam negeri di negaranya, presiden Barack Obama mengumumkan dilakukannya tindakan segera untuk memperbaikinya.

“Saya mengumumkan dua revisi.Yakni revisi sistem daftar nama tersangka teroris dan revisi pengawasan penumpang pesawat terbang. Dengan itu kita dapat mengetahui dimana kesalahannya, dan memperbaikinya untuk mencegah serangan di masa depan,“ tutur Obama. Selain itu ia meminta laporan rinci mengenai kegagalan dalam sistem keamanan dalam negeri tersebut.

Harian “The New York Times“ memberitakan, pemerintah AS sudah mendapat informasi dari pemerintah Yaman jauh sebelum hari Natal. Dalam laporannya disebutkan bahwa jaringan Al Qaida di Yaman mengatakan adanya seorang pemuda Nigeria yang siap melancarkan serangan jihad. Memang laporannya tidak menyebut nama. Akan tetapi berdasarkan data yang sudah dimiliki CIA, dapat diduga bahwa remaja asal Nigeria itu adalah Umar Farouk Abdulmutallab.

Sebelumnya pejabat keamanan AS melaporkan, ayah Abdulmutallab hanya menyampaikan informasinya ke kedutaan AS di Abuja. Tapi kemudian terbukti, ia juga sudah melakukan pertemuan dengan agen dinas rahasia AS-CIA di Nigeria. Informasinya juga sudah diteruskan ke markas besar CIA di Langley. Namun di sana, nama Abdulmutallab hanya dimasukan ke dalam daftar kategori pertama tersangka teroris bersama 500.000 nama lainnya.

Sementara harian “Washington Post“ melaporkan, Gedung Putih sudah mengetahui adanya kemungkinan kaitan antara pelaku dengan jaringan teror Al Qaida di Yaman. Juga terdapat informasi akan dilancarkannya serangan sekitar hari Natal. Akan tetapi karena petunjuknya dianggap tidak konkrit, pejabat keamanan mengabaikannya.

AS/AR/rtr/afp