1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama - Netanyahu Tak Buahkan Hasil

24 Maret 2010

Pembicaraan Obama dan Netanyahu gagal menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri sengketa pemukiman Yahudi. Kedua pemimpin tidak berpose di depan kamera dan Gedung Putih tutup mulut.

https://p.dw.com/p/Man5
Limousin yang ditumpangi PM Israel tiba di sayap barat Gedung Putih, Selasa (23/03).Foto: AP

Presiden Barack Obama awalnya menerima PM Israel di Gedung Putih selama 90 menit, Selasa (23/03). Netanyahu kemudian berunding dengan stafnya sekitar 1 jam, setelah itu kembali menemui Obama untuk kedua kalinya di Oval Office, selama 35 menit.

Seusai pertemuan, tidak seperti biasanya, Obama dan Netanyahu tidak berpose di depan kamera. Tidak ada foto kedua pemimpin berjabatan tangan. Tidak ada konferensi pers.

Kantor PM Israel menyebutkan, penasehat kedua pihak melakukan diskusi lanjutan yang berlangsung sepanjang Selasa itu. Namun tidak diberikan rincian mengenainya.

Sementara itu pejabat Gedung Putih menolak menggambarkan situasi atau substansi pertemuan kedua kepala negara. Gedung Putih juga tidak menjawab apakah ada perjanjian yang diusulkan atau dicapai menyangkut sengketa tentang politik pemukiman Israel di wilayah Palestina yang didudukinya.

Sikap pemerintah AS dalam sengketa pemukiman sudah jelas, seperti juga PBB dan Uni Eropa, yang menuntut israel menghentikan segera pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah pendudukan.

Menlu AS Hillary Clinton menandaskan, "Pembangunan baru di Yerusalem atau Tepi Barat merusak kepercayaan satu sama lain dan membahayakan perundingan damai lanjutan yang menurut kedua pihak mereka inginkan dan perlukan."

Namun semua kritik terhadap politik pemukimannya ditolak Netanyahu. Selasa (23/03) sebelum pertemuan dengan Obama, PM Netanyahu mengatakan, jika Amerika mendukung tuntutan tak masuk akal Palestina untuk menghentikan pembangunan pemukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat, maka proses perdamaian beresiko dihentikan selama satu tahun.

Rabu ini (24/03) pemerintah Israel mebenarkan pemberitaan media tentang proyek pemukiman baru, kembali di Yerusalem Timur. Lampu hijau telah diberikan bagi pembangunan 20 unit rumah baru.

Keamanan negara Yahudi merupakan prioritas pertama pemerintah Israel. Posisi ini juga ditegaskan Netanyahu di hadapan para anggota Kongres AS, yang -berbeda dengan Gedung Putih- secara terbuka menunjukkan solidaritas besar.

Hubungan antara Israel dan AS seharusnya tidak terganggu oleh perbedaan antara kedua negara tentang proses perdamaian dnegan Palestina, kata Netanyahu seperti dikutip media Israel.

Cekcok antara Washington dan pemerintah Israel terkait pemukiman Yahudi memanas dua pekan silam. Saat Wakil Presiden Joe Biden berkunjung ke Israel, pemerintah Netanyahu mengumumkan pembangunan 1600 unit rumah baru di Yerusalem.

Menlu Clinton menyebut tindakan itu penghinaan. Nentanyahu minta maaf atas waktu pengumuman yang tidak tepat. Sampai kini kedua pihak tidak melunakkan sikap.

Senin (22/03) dalam pertemuan dengan lobby AS-Israel AIPAC di Washington, Nentanyahu menegaskan bahwa Yerusalem adalah ibukota Israel dan bukan daerah pendudukan. Pembangunan pemukiman Yahudi di sana akan tetap dilanjutkan.

RP/HP/afp/rtr
Editor: Hendra Pasuhuk