1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama: Pakistan Penting Bagi India

8 November 2010

Presiden AS Barack Obama Senin (8/11) ini mengakhiri kunjungannya di India. Seterusnya bertolak ke Indonesia. Obama membuka lawatan Asia ini dengan mengunjungi Mumbai, yang mengalami serangan teror pada 26 November 2008.

https://p.dw.com/p/Q18r
Obama dan Michelle Obama berbincang dengan anak pekerja pemugaran situs Humayun IndiaFoto: AP

Bagi India, aksi teror terpadu yang menewaskan 173 orang dan melukai 308 di berbagai lokasi di Mumbai itu bagaikan Serangan teror 11 September bagi Amerika Serikat. Tak heran kalau Obama memberi perhatian khusus pada kota yang di kota yang dulunya bernama Bombay. Di kota yang merupakan salah satu pusat ekonomi India itu pula Obama mengumumkan kesepakatan perdagangan bilateral senilai 10 milyar dollar AS, yang akan sekaligus menyangga 50 ribu lapangan kerja di AS.

Namun seperti sudah diduga, masalah terorisme internasional dan keamanan kawasan, khususnya hubungan India-Pakistan, menggarisbawahi agenda Obama di Mumbai. Dalam pertemuan di sebuah Universitas kota itu, Obama menyerukan India dan Pakistan untuk menyelesaikan berbagai sengketa dan perselisihan melalui dialog. Ditandaskan Barack Obama, hubungan buruk India Pakistan jelas mengguncang kestabilan kawasan Asia Selatan. Dan ketidakstabilan keamanan itu justru akan membelokkan India dari kebangkitannya sebagai kekuatan ekonomi global.

"Bisa jadi kata-kata saya ini mengherankan bagi sebagian orang. Bahwa saya percaya sepenuhnya bahwa negara yang paling berkepentingan dengan keberhasilan Pakistan adalah India," kata Obama. "Menurut saya, suatu Pakistan yang tidak stabil sangat buruk bagi India. Sebaliknya jika Pakistan stabil dan sejahtera, akan sangat baik bagi India," tegasnya.

Selama ini India menuduh sejumlah elemen dalam militer dan dinas rahasia Pakistan memfasilitasi kelompok teroris Lashkar e Thaiba, tersangka pelaku Serangan Mumbai 28 November. Seluruh pelaku teror memang berkebangsaan Pakistan, kendati awalnya Pakistan berkelit. Pakistan selama ini memandang India sebagai musuh bebuyutan dan ancaman utama terhadap eksistensi negeri itu. kedua tetangga bersenjata nuklir itu telah tiga kali terlibat perang sejak sama-sama merdeka dari Inggris tahun 1947.

Kedua negara terus menerus terlibat ketegangan, khususnya menyangkut kawasan Kashmir India. India yakin bahwa Pakistan mendanai, melatih,, dan memfasilitasi berbagai kelompok Muslim militan Kahsmir untuk melancarkan teror terhadap India. Tentu saja Pakisrtan selalu membantah. Namun beberapa waktu lalu bekas presiden Pakistan Parvez Mussharaf mengakuinya, dengan dalih, setiap negara berhak mengambil keputusan sesuai kepentingan negeri itu.

Namun belakangan, Pakistan sendiri justru menjadi korban dari berbagai serangan teror yang dilancarkan kelompok-kelompok yang selama ini dicurigai mereka besarkan. Dalam pidatonya di Mumbai Obama menyatakan keyakinannya, bahwa Pakistan sudah sampai pada suatu kesadaran baru, kendati langkah-langkah mereka belum terlalu cepat.

"Rakyat Pakistan yang tewas dibunuh kaum teroris di dalam negeri Pakistan jauh lebih banyak ketimbang di manapaun juga, kata Obama. Masalahnya, kata Obama pula, kemajuan untuk menangani masalah ini tidak secepat yang seharusnya.

Pakistan, jelas Obama, adalah mitra sangat penting bagi Amerika dalam perang di Afghanistan. Sementara India merupakan mitra ekonomi AS yang sangat menentukan. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa secara bersama-sama AS dan India akan bisa memperngaruhi abad 21 ini.

Sebagai dua negara besar, dan sebagai dua negara terbesar yang berpaham demokrasi, disebutkan Obama, Obama Amerika Serikat dan India memiliki kepentingan bersama dan berpijak pada nilai-nilai yang sama. "Nilai tentang penentuan nasib sendiri, kesetaraan, toleransi, dan penghormatan pada setiap jiwa manusia".

Selain berdiskusi dengan mahasiswa, dalam kunjungannya di Mumbai Obama juga melakukan percakapan jarak jauh melalui video dengan para petani di negara bagian Rajashtan.

Di New Delhi, Barack Obama dan Michele Obama mengunjungi antara lain situs warisan budaya dunia Unesco, Makam Humayun yang dipercaya merupakan model dari Taj Mahal yang termasyhur itu. Malamnya pasangan nomor satu AS itu menghadiri jamuan makan atas undangan pribadi PM Manmohan Singh dan isteri.

Pembicaraan resmi Presiden Obama dan PM Singh baru dijadwalkan hari Senin ini Obama. Menurut rencana, dalam pertemuan itu akan disepakati 18 butir kesepakatn meliputi sektor ekonomi keamanan, dan politik. Siangnya Obama juga akan berpidato dalam sidang parlemen gabungan. Hari Selasa besok, Obama akan bertolak menuju Jakarta untuk kunjungan dua hari di Indonesia.

afp / ginanjar/ nugraha