1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama: Perbudakan Seks PD II Mengerikan

25 April 2014

Sistem perbudakan seks Jepang selama masa perang adalah pelanggaran hak asasi manusia yang “mengerikan“ dan para korban harus didengar suaranya, kata Presiden Amerika Barack Obama di Seoul.

https://p.dw.com/p/1BoRH
Foto: Reuters

Masuk ke isu yang paling diperdebatkan di kawasan Asia Timur, Obama mengatakan perlu ada pertanggungjawaban atas kesalahan yang dilakukan tentara Kekaisaran Jepang sebelum dan selama Perang Dunia II ketika ribuan perempuan dipaksa menjadi pelacur.

“Ini mengerikan, pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan. Para perempuan itu diperkosa dengan cara yang bahkan di tengah peperanganpun mengejutkan,“ kata dia.

“Dan mereka (korban) layak didengar, mereka pantas dihormati. Dan harus ada pertanggungjawaban yang akurat dan jelas atas apa yang terjadi.

“Saya pikir (Jepang) Perdana Menteri (Shinzo) Abe mengakui ini dan tentu saja orang-orang Jepang mengakui bahwa masa lalu adalah sesuatu yang harus diakui secara jujur dan adil.

Meski permintaan maaf telah disampaikan pemerintah Jepang, namun Korea Selatan dan sejumlah negara lainnya menuduh Tokyo gagal menebus kesalahan mereka dengan pantas atas “perempuan penghibur” yang dipaksa melayani para tentara selama ekspansi perang yang brutal.

Meski banyak orang Jepang yang mengakui kesalahan negaranya, sejumlah politisi senior sayap kanan – termasuk PM Abe – meyakini bahwa isu itu terlalu dibesar-besarkan, sehingga menciptakan ketegangan besar antara Tokyo dengan Seoul.

Obama yang tiba di Korea Selatan pada hari Jumat setelah kunjungan tiga harinya ke Jepang, mengatakan kedua negara harus menemukan cara untuk keluar dari masalah ini.

“Itu adalah kepentingan baik bagi rakyat Jepang maupun Korea Selatan untuk melangkah ke depan sambil melihat ke belakang dan menemukan cara agar rasa sakit hati dan kepedihan masa lalu bisa disembuhkan.”

Meningkatnya nasionalisme di kedua negara selama beberapa bulan terakhir telah membakar perselisihan, dengan kelompok penekan Korea Selatan di Amerika Serikat mendirikan patung-patung para bekas perempuan penghibur.

Punya kesamaan kepentingan

Washington merasa frustasi bahwa dua sekutunya besarnya di kawasan itu tidak bisa menyelesaikan masalah diantara mereka dan bekerjasama atas isu lain, seperti makin lantangnya Cina dan program nuklir Pyongyang.

Berbagai foto satelit dua hari lalu memperlihatkan adanya aktivitas tambahan di lokasi pengujian nuklir Punggye-ri Korea Utara yang ”kemungkinan terkait persiapan untuk sebuah peledakan (uji coba nuklir)”, kata Institut Korea-AS di John Hopkins University.

Laporan itu menggemakan peringatan terbaru Korea Selatan bahwa Utara mungkin sedang merencanakan sebuah ujicoba nuklir yang waktunya dilakukan bersamaan dengan kunjungan dua hari Obama di Seoul

”Seperti yang saya katakana sebelumnya, kepentingan rakyat Korea dan Jepang saat ini jelas sama,” kata presiden AS.

“Kalian berdua negara demokrasi; kalian berdua punya pasar yang tumbuh subur; kalian berdua merupakan landasan bagi kawasan yang ekonominya sedang booming. Kalian berdua adalah sekutu kuat dan sahabat Amerika Serikat.

"Harapan saya adalah bahwa kita secara jujur benar-benar bisa mengatasi ketegangan masa lalu ini, tapi sambil memasang mata ke depan.”

ab/hp (afp,ap,rtr)