1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

OKI Minta Indonesia Maksimalkan Posisi Di DK PBB

Zaki Amrullah12 Februari 2007

Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu berada di Jakarta, Senin. Agenda pertemuannya dengan SBY, terutama mengenai proyek penggalian Israel di komplek Masjid Al Aqsa.

https://p.dw.com/p/CIuz
Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu
Sekjen OKI, Ekmeleddin IhsanogluFoto: picture-alliance/ dpa

Organisasi Konferensi Islam OKI meminta Indonesia serta Qatar mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memaksa Israel menghentikan penggalian di dekat kompleks Masjid Al Aqsa. Dalam pertemuan khusus dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Senin, Sekretaris Jenderal OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, mengharapkan Indonesia serta Qatar bisa memaksimalkan posisinya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Kunjungan sekjen OKI ke Indonesia itu bukan kebetulan dilakukan sehari sebelum debat terbuka di Markas PBB New York 13 Februari ini. Sekjen Ekmeleddin Ihsanoglu, mengenai pertemuannya dengan Susilo Bambang Yudhoyono:

"Presiden sangat prihatin dengan perkembangan yang terjadi disana. Presiden juga mengatakan Indonesia sangat mendukung hak warga palestina melindungi, memelihara situs bersejarah mereka dan tidak mengubah status mesjid al Aqsha. Besok akan ada pertemuan di dewan keamanan PBB mengenai timur Tengah dan semua negara muslim menunggu peran Indonesia yang menjadi anggota dewan keamanan PBB untuk menyuarakan perhatian dan keprihatinanan warga muslim sedunia mengenai masalah ini."

Sebetulnya, Indonesia sudah menyuarakan keprihatinan akan masalah ini sejak awal. Beberapa pekan lalu pemerintah Indonesia mendesak israel untuk menghentikan penggalian itu, karena hanya akan menambah ketegangan baru dan membahayakan upaya damai di Timur Tengah. Namun kunjungan sekjen OKI akan makin menguatkan posisi Indonesia dalam sidang Dewan keamanan PBB nanti. Sebagaimana dikemukakan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayudha:

"Sekjen OKI mengharap Indonesia dan Qatar yang saat ini menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk atas nama anggota OKI lainya menyampaikan posisi dasar OKI mengenai hal ini. Dengan senang hari, kami akan berpartisipasi aktif, Presiden sangat menaruh perhatian dan akan mengintruksikan duta besar kita di New York untuk mengambil langkah langkah yang diperlukan"

Penggalian yang dimasalahkan dunia itu dilakukan Israel untuk membangun jalan akses ke Gerbang Mughrabi, sekitar komplek Masjid al Aqsa. Namun ini memicu protes dari negara-negara islam, termasuk indonesia karena membahayakan fondasi mesjid tua yang merupakan salah satu situs paling suci umat Islam itu. Penggalian itu dicemaskan pula bisa memicu kekerasan baru. Pada tahun 1996, lebih dari 80 orang terbunuh dalam kerusuhan tiga hari setelah perdana menteri Benjamin Netanyahu membuka pintu masuk baru yang kontroversial menuju terowongan arkeologis dekat tempat suci. Kekerasan juga terjadi pada yahun 2000 ketika Ariel Sharon, yang saat itu masih menjadi pemimpin oposisi, melakukan kunjungan kontroversial ke sana dengan pengawalan ketat polisi.

Dalam kunjungan ke Indonesia, Sekjen OKI juga menyuarakan keprihatinan akan kekerasan yang terus melanda Irak. Disebutkannya, kekecauan yang terjadi di irak merupakan yang paling parah selama 14 abad ini. Semua itu terjadi karena berbagai faktor. Namun jika semua pihak bisa membangun kesepakatan, bisa diperoleh suatu jalan keluar. Dan mengingat kacau balaunya Irak sekarang ini, menurut Eklemeddin Ihsanoglu tentara Amerika masih harus tinggal di sana untuk sementara waktu.***