1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Orang Eropa Tak Happy dengan Uni Eropa

6 Juni 2013

Hampir dua pertiga orang Prancis menganggap Uni Eropa bergerak menuju arah yang salah. Survey terakhir memperlihatkan semakin banyak orang Eropa yang tidak bahagia melihat arah Uni Eropa.

https://p.dw.com/p/18k6a
Foto: picture-alliance/dpa

Jajak pendapat yang diselenggarakan oleh Gallup di enam Negara Uni Eropa menemukan bahwa sebagian besar orang Inggris ingin meninggalkan Uni Eropa. Angka ini lebih tinggi dibanding survei-survei sebelumnya dan kelihatannya akan menjadi bahan bakar bagi tuntutan agar Inggris menggelar referendum lebih awal tentang perlu tidaknya Negara itu tetap berada dalam Uni Eropa.

Temuan paling mencolok terkait dengan Perancis. Negara pendiri Uni Eropa itu sedang mengalami peningkatan kekecewaan atas Eropa akibat pertumbuhan ekonominya yang merosot serta naiknya jumlah pengangguran, sejak Hollande berkuasa satu tahun yang lalu.

Melemahnya Poros Berlin-Paris

Survei itu memperlihatkan opini di Perancis dan Jerman, motor kembar Eropa, yang kini berbeda dan dianggap bisa merusak kesatuan di benua itu, menyusul pergolakan ekonomi dan ketegangan sosial tiga tahun terakhir.

”Poros Jerman-Perancis yang menyediakan dasar terbesar bagi kebijakan bersama Eropa pada masa lalu kini sedang melemah, merefleksikan perbedaan mood masyarakat di kedua Negara,” kata peneliti Gallup Anna Manchin.

”Perancis sedang kehilangan kepercayaan atas globalisasi dan sedang tumbuh perasaan tak aman dalam posisi mereka di dalam Eropa. Temuan kami merefleksikan sikap bahwa kini giliran Perancis yang menjauh dari Uni Eropa, akibat banyak tekanan masalah dalam negeri.“

Survei itu menunjukkan bahwa orang Perancis adalah yang paling sedikit mengatakan bahwa Uni Eropa sedang bergerak ke arah yang benar (17 persen). Sebaliknya 62 persen mengatakan mereka sedang bergerak ke arah yang salah, jumlahnya semakin besar mencapai 86 persen diantara mereka yang mengaku tidak setuju dengan kepemimpinan Hollande.

Sebagai perbandingan, di Inggris yang umumnya lebih skeptis terhadap Euro dibanding Prancis, hanya 56 persen menganggap bahwa Uni Eropa sedang bergerak ke arah yang salah. Dari jumlah itu 82 persen mengaku tidak sepakat dengan kebijakan David Cameron.

Dari semua enam Negara yang disurvei -- Belanda, Denmark, Polandia, Jerman, Inggris dan Prancis, mewakili sekitar setengah dari 500 juta populasi masyarakat Uni Eropa -- yang sebagian besar merasa bahwa mereka bergerak ke arah yang salah.

Disintegrasi Uni Eropa?

Untuk pertanyaan soal kepemimpinan Hollande di Eropa, 51 persen orang Perancis mengatakan bahwa mereka tidak setuju, jumlah ini bahkan lebih banyak dari Inggris (45 persen) atau Jerman (37 persen), yang masyarakatnya bahkan punya pandangan lebih positif atas Presiden dari kubu sosialis itu.

Ketika ditanya tentang kepemimpinan Jerman di Eropa, 54 persen orang Jerman menyatakan mendukung, sementar di Perancis angkanya mencapai 45 persen dan 36 persen di Inggris. Di seluruh negara itu, Kanselir Angela Merkel secara substansial lebih banyak mendapat dukungan ketimbang penolakan.

Bagi para pemimpin Eropa, temuan yang paling mencemaskan adalah pandangan soal berhenti dari keanggotaan Uni Eropa. Jika survei sebelumnya menunjukkan bahwa orang Inggris sebagian besar berpandangan negatif tentang Uni Eropa, maka survei terkini Gallup mengungkapkan antipati yang lebih dalam terhadap Uni Eropa.

Ketika ditanya: jika referendum digelar pekan depan untuk memutuskan keluar atau bertahan di Uni Eropa, 55 persen orang Inggris mengatakan bahwa mereka akan memilih keluar dan hanya seperempat yang menyatakan ingin bertahan.

Temuan di Perancis dan Jerman juga cukup membingungkan bagi para pendukung integrasi Eropa. Lebih dari sepertiga orang Perancis (34 persen) akan memilih untuk keluar jika digelar referendum, sementara di Jerman angka yang menginginkan keluar dari Uni Eropa juga mencapai  hampir sepertiga (31 persen).

ab/ek (rtr/ap/dpa)