1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040411 Ai Weiwei China

4 April 2011

Ai Weiwei dikenal kritis terhadap pemerintah Cina. Karya-karya seninya, yang sering dipamerkan di berbagai negara, tak lepas dari kritiknya terhadap situasi di Cina.

https://p.dw.com/p/10nA1
Ai WeiweiFoto: dapd

Dimanakah Ai Weiwei? 24 jam lebih setelah polisi perbatasan mencegatnya saat akan menaiki pesawat ke Hongkong, tak ada yang tahu kabar terbaru seniman dan aktivis HAM kenamaan Cina itu.

Organisasi Reporter Lintas Batas menyatakan kekuatiran akan nasib pria berusia 54 tahun itu. Pemerintah Cina mengintensifkan pengejaran terhadap pembangkang terkenal yang masih bebas dan mencoba membungkam semua pengkritik, demikian disebut dalam pernyataannya.

Nicholas Bequelin dari Human Rights Watch di Hongkong mengatakan, penangkapan Ai Weiwei adalah bagian dari operasi jangka panjang terhadap semua pengkritik rejim, "Isyaratnya jelas dan tegas, tidak seorangpun aman. Ini isyarat yang mirip dengan penangkapan pemenang Nobel Perdamaian Liu Xiaobo. Ketika itu pun orang mengira, Liu dilindungi oleh reputasi internasionalnya. Dengan menambah tekanan terhadap Ai Weiwei, termasuk penangkapannya sekarang, rejim juga ingin mengintimidasi para pemikir liberal Cina yang tidak seterkenal Ai dan membuat mereka menutup mulut."

Sejak ia ditangkap polisi di bandara internasional di Beijing, Minggu pagi (04/04), telepon genggam Ai dan dua nomor kontak yang biasa dihubungi asistennya, dimatikan. Pihak berwenang dan media pemerintah tutup mulut mengenai penahanan tersebut. Asisten Ai Weiwei mengatakan, polisi terus menggeledah studio utama seniman dengan reputasi internasional itu dan memutuskan hubungan internet di kawasan sekitarnya. Seorang asisten yang berada di bandara di Beijing bersama Ai mengatakan, polisi tak menerangkan kepadanya alasan mengapa mereka menangkap Ai.

Salah seorang sahabatnya, pemusik Zuoxiao Zhuzhou, mengatakan, Ai Weiwei sudah sejak dulu terlibat konflik dengan pejabat pemerintah. Tetapi kali ini, aksi yang dilakukan sepertinya dalam skala besar. "Kali ini ini berbeda. Kami sama sekali tak bisa menghubungi istrinya. Tidak lama sebelum studionya digeledah, aliran listrik di seluruh kawasan itu padam dan baru bebarapa jam kemudian menyala. Kami juga tak bisa lagi mengakses internet."

Ai weiwei adalah salah satu pengkritik paling tajam pemerintah Cina. Baru beberapa hari lalu ia diwawancara stasiun radio Jerman ARD, tentang meningkatnya tekanan terhadap dirinya. Ai mengatakan, hampir tak mungkin baginya untuk tetap bekerja sebagai seniman di Beijing.

"Di depan pintu masuk rumah saya ada dua kamera pengawas. Nanti, selepas wawancara ini, akan datang lagi dua polisi yang ingin bicara dengan saya. Semua telepon saya disadap. Semua isi twitter saya diawasi. Email, rekening bank dan semua orang yang punya kontak dengan saya akan diawasi," dikatakan Ai Weiwei dalam wawancara.

Antara lain karena tekanan yang ia terima di tanah airnya, Ai Weiwei mengumumkan niatnya untuk membuka studio ke-dua di Berlin, Jerman.

Ruth Kirchner/Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk