1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palestina dan Israel Ingin Lanjutkan Pembicaraan

3 Oktober 2010

Palestina ingin agar pembicaraan perdamaian dengan Israel dilanjutkan. Demikian tegas Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, George Mitchell hari Minggu (03/10) ketika mengunjungi Mesir dan Yordania.

https://p.dw.com/p/PTSL
Pembicaraan langsung yang perlu diselamatkan. Dari kiri: PM Israel Netanyahu, Menlu AS Clinton, Presiden Palestina Abbas dan Utusan Khusus AS George Mitchell pertengahan SeptemberFoto: AP

Meskipun ada perbedaan pandangan, kedua pemerintah Israel dan Otoritas Palestina telah meminta kami unuk melanjutkan diskusi guna membangun prakondisi yang memungkinkan kelanjutan pembicaraan langsung antara Israel dan Palestina. Begitu ungkap George Mitchell setelah pertemuannya dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak hari Minggu (03/10). Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah itu menegaskan bahwa kedua pihak tidak ingin menghentikan pembicaraan langsung ini.

Pembicaraan yang dimulai 2 September tahun ini menjelang macet, sejak Israel pekan lalu menolak untuk memperpanjang moratorium pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Moratorium yang berlangsung selama 10 bulan itu jatuh tanggal pekan lalu. Penolakan ini merupakan pukulan bagi Palestina, dan pihak-pihak internasional yang selama ini menuntutnya.

PLO yang merupakan organisasi payung untuk hampir semua faksi Palestina, kecuali Hamas, hari Sabtu mendesak President Palestina Mahmud Abbas untuk mundur dari pembicaraan itu karena penolakan itu. Organisasi Pembebasan Palestina itu menegaskan bahwa kelanjutan pembicaraan membutuhkan langkah-langkah jelas dari Israel dan masyarakat internasional, yang diawali dengan dihentikannya pembangunan pemukiman Israel di wilayah Palestina.

Perdamaian Bergantung pada Moratorium

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu mengimbau Abbas untuk terus melanjutkan pembicaraan langsung ini agar bisa mencapai kesepakat yang bersejarah dalam kurun waktu satu tahun.

Hari Minggu di Amman, Presiden Abbas menemui Raja Yordania Abdullah ke dua secara terpisah dan menegaskan bahwa Israel harus membekukan semua pembangunan tersebut guna melanjutkan pembicaraan perdamaian iu. Ia juga mengatakan bahwa Palestina akan tetap berhubungan dengan pihak Amerika Serikat.

Berusaha menerobos kebuntuan itu, sejak akhir pekan Utusan Khusus Amerika Serikat George Mitchell melakukan perjalan ke berbagai negara. Ia juga menemui Netanyahu di Israel dan Abbas di Israel, sebelum berangkat ke Qatar, Mesir dan Yordania.

Dalam konferensi pers hari Sabtu Mitchell mengatakan, "Amerika Serikat tetap teguh berkomitmen pada solusi dua negara dan untuk pembentukan negara Palestina yang berdaulat. Perdamaian di wilayah itu dan sebuah negara yang merdeka bagi rakyat Palestina hanya bisa dicapai dengan perundingan langsung antara ke dua pihak."

Hamas Sambut Sikap PLO

Di Mesir, Menteri Luar Negeri Ahmed Abdul Gheit menyambut upaya Amerika Serikat. Gheit juga menekankan dukungan pemerintahnya kepada posisi Palestina. Ditambahkannya, bahwa guna melangsungkan pembicaraan dibutuhkan kondisi yang mendukung. Karenanya Mesir juga mengharapkan Amerika Serikat akan terus mengupayakan situasi yang kondusif untuk perundingan.

Sebaliknya kelompok radikal Islam Hamas menyambut keputusan PLO untuk membekukan sementara pembicaraan damai dengan Israel. Sebagaimana juga sikap sejumlah negara Arab, Ketua Umum, Ismail Haniya, menyebut perundingan damai tidak dapat dilanjutkan kecuali Israel menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina.

Pembangunan pemukiman Israel di wilayah Tepi Barat sejak awal merupakan duri yang menusuk bagi rakyat Palestina. Hingga kini masyarakat internasional menilai pemukiman Israel di wilayah Palestina itu sebagai ilegal. Uni Eropa bahkan memberlakukan embargo perdagangan terhadap produk Israel yang dibuat di pemukiman Yahudi.

Edith Koesoemawiria/dpa/afp
Editor: Rizky Nugraha