1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palestina Geram atas Kegagalan AS

8 Desember 2010

Amerika Serikat menghentikan upayanya untuk menggerakkan Israel agar menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Demikian pernyataan yang disampaikan jubir Departemen Luar Negeri AS Philip Crowley.

https://p.dw.com/p/QTD9
Philip J. CrowleyFoto: cc-by-nd/Ralph Alswang

Para pejabat tinggi Palestina menunjukan kegeramannya setelah Amerika Serikat gagal mendesak Israel untuk membekukan sementara pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. Moratorium itu bertujuan untuk mendorong perundingan damai secara langsung.

Para pejabat Palestina itu menandaskan seruan pemerintahan Obama pada Israel dan Paletina untuk mengirimkan delegasinya ke Washington guna mendiskusikan tema utama sengketa yang yang mengganjal jalannya perundingan, hanyalah membuang waktu.

Selasa (07/12), Amerika Serikat mengakhiri tuntutannya agar Israel memperpanjang pembekuan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan.

Sebelumnya, batas waktu pembekuan sementara pembangunan pemukiman Israel yang berlaku selama 10 bulan dan berakhir 26 September lalu, menyebabkan macetnya kembali perundingan perdamaian yang baru dimulai. Pasalnya Palestina mensyaratkan agar pembekuan pembangunan tersebut diperpanjang untuk digelarnya proses negosiasi.

Amerika Serikat kemudian membujuk Israel untuk memperpanjang pembekuan sementara pembangunan pemukiman tersebut hingga setidaknya selama tiga bulan ke depan. Sebagai imbalan, Israel dapat memperoleh paket kompensasi berupa 20 pesawat pembom F-35 senilai 2,3 milyar Euro. Namun taktik tersebut tak berhasil. Sehingga perundingan perdamaian kembali macet.

Penasehat Presiden Otonomi Palestina Mahmud Abbas, Yasser Abed Rabbo, mengatakan keputusan AS untuk mengakhiri tuntutannya terhadap Israel merupakan pernyataan dari kegagalan usaha pemerintahan di Washington. Saat mendampingi Abbas di ibukota Yunani, Athena, Rabbo mengakatan pada media Palestina bahwa keputusan tersebut merupakan tamparan Israel terhadap AS. Pelestina terkejut bahwa AS tak mengecam Israel secara terbuka.

Yasser Abbed Rabo menyebutkan, Abbas menerima pesan langsung dari Amerika Serikat kemarin malam, bahwa pemerintahan di Washington ingin menggelar perundingan terpisah baik dengan delegasi Israel maupun Palestina untuk membahas status final di masa depan. Namun dikatakan Rabo, itu hanyalah usaha yang lebih memperparah kebuntuan.

Di pihak lain, Israel tak berkomentar atas kegagalan AS untuk memperpanjang pembekuan sementara pembangunan pemukiman Yahudi, kecuali mengungkapkan bahwa Israel akan tetap melanjutkan usaha untuk mencapai kesepakatan damai bersejarah dengan Palestina, sebuah rekonsiliasi sesungguhnya antara dua bangsa. Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebutkan, Israel percaya bahwa terdapat kemungkinan untuk melihat Palestina mencapai kedaulatannya sementara Israel tetap dapat melindungi kepentingan nasional dan keamanannya.

Ayu Purwaningsih/dw/dpa

Editor: Agus Setiawan