1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Palestina Rayakan Gencatan Senjata

27 Agustus 2014

Setelah perang 50 hari dengan lebih 2200 korban tewas, Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata tanpa batas waktu. Penduduk Gaza perlu bantuan segera.

https://p.dw.com/p/1D1hI
Foto: Reuters

Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata tanpa batas waktu untuk Gaza dalam perundingan di Kairo. Gencatan senjata itu mulai hari Selasa (26/08) pukul 7 malam waktu setempat. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan kesepakatan itu di televisi.

Kesepakatan gencatan senjata antara lain memuat pelonggaran blokade Jalur Gaza dan peluasan daerah pantai yang bisa digunakan nelayan Palestina. Israel dan Mesir juga sepakat untuk membuka sebagian lalu lintas perbatasan untuk bantuan kemanusiaan.

Gencatan senjata berlaku tanpa batas waktu, sampai perundingan selanjutnya dilakukan untuk membahas hal-hal yang lebih rinci.

Warga Palestina langsung menyambut pengumuman gencatan senjata itu dengan gembira dan melakukan pawai di jalan-jalan di Gaza. Ribuan penduduk yang menderita selama perang tujuh minggu memenuhi jalanan merayakan berakhirnya pertempuran.

PBB sambut gencatan senjata

Sekjen PBB Ban Ki Moon menyatakan harapan bahwa gencatan senjata bisa membuka jalan untuk perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina.

"Sekjen PBB berharap bahwa gencatan senjata ini menjadi tindakan awal dari sebuah proses politik, yang merupakan satu-satunya cara mencapai perdamaian", kata jurubicara PBB Stephane Dujarric. Ia mengimbau semua pihak untuk menghormati kesepakatan gencatan senjata ini.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, ia berharap gencatan senjata kali ini "akan bertahan" sampai perundingan selanjutnya. Amerika berjanji memberikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.

"Kami menyadari bahwa ini adalah sebuah kesempatan, bukan sebuah kepastian", kata Kerry dan menambahkan, masih ada tantangan besar untuk mencapai solusi jangka panjang yang bisa diterima semua pihak.

Bantuan kemanusiaan

Utusan Khusus Amerika dan Eropa untuk Timur Tengah, mantan PM Inggris Tony Blair menerangkan, Kwartet Timur Tengah "sekarang bisa berkonsentrasi untuk bantuan pembangunan kembali bagi Gaza, termasuk pembukaan kembali kawasan Gaza bagi dunia luar" di bawah pimpinan pemerintahan otonomi Palestina.

Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir yang menengahi perundingan, Israel dan Palestina dalam satu bulan akan melanjutkan perundingan tentang pertukaran tahanan dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

hp/ab (rtr, afp, dpa)